Bunda kebingungan, mau bikin takjil apa buat menu buka puasa nanti. Pagi-pagi adik sudah bertanya, Bun, hari ini takjilnya apa? Please deh, jangan kolak, ya. Memang kenapa, dik? Yah, bun. Bosen. Adik maunya apa? Apa aja deh, yang penting beda. Giliran Bunda yang dibikin pusing. Apa ya enaknya menu takjil nanti sore untuk berbuka? Segera saja bunda membuka buku resep andalannya. Berlembar-lembar kertas dibuka. Dan, aha! Belum satupun menemukan resep itu. Tidak sreg.
Saat berbuka, memang dianjurkan untuk menyegerakan berbuka dengan mengkonsumsi makanan yang manis-manis. Orang sering menyebutnya dengan takjil. Misalnya buah kurma dengan jumlah ganjil sebelum mengkonsumsi berbagai makanan lainnya. Kebiasaan memakan buah kurma ini, merupakan anjuran dan kebiasaan Nabi besar Muhammad SAW. Yaitu mengkonsumsi buah kurma sebagai pembatal puasa saat magrib beserta air putih. Kemudian baru selanjutnya makanan lainnya seperti biasa.
Baiklah. Kurma bisa menjadi alternatif takjil. Bunda sudah mempersiapkan buah kurma jauh hari. Tetapi bagi adik, takjil tak cukup dengan buah kurma. Ia menginginkan ada makanan lain selain kurma. Biasanya sih, bunda suka bikin kolak. Padahal untuk bikin kolak, gampang banget. Cukup merebus air santan dalam panci, gula merah secukupnya, garam sejumput dan sesimpul daun pandan. Isiannya bisa berupa pisang, ketela, labu kuning dan kolang-kaling. Jerang di atas kompor. Masak hingga mendidih dan matang. Cukup simpel kan? Nggak perlu ribet. Tetapi adik menginginkan sajian takjil lainnya.
Aha! Bunda punya ide. Bagaimana jika diatur jadwal menu takjil. Hari pertama, kolak. Hari kedua es setup. Hari ketiga es buah. Hari ke empat es dawet. Hari ke lima dan seterusnya, kan masih banyak resepnya. Gampang diatur. Masih ada bubur mutiara, bubur kacang hijau, kue talam dan kue-kue manis lainnya.
Untuk kue-kue manis, banyak yang menjual di sore hari. Bahkan pada bulan puasa ini, penjual dadakan berterbaran. Tetapi harus pandai memilihnya, ya. Harus yang bersih dan memakai bahan alami. Karena seringkali terjadi, penjual menjual makanannya kurang memperhatikan segi kebersihan dan bahan makanan. Tidak alami. Memang akan lebih aman jika kita membuatnya sendiri. Lebih terkontrol dalam prosesnya. Akan tetapi sering repot dan tak memiliki waktu untuk itu. Lebih praktis jika membeli kue-kue yang sudah jadi. Ssst... ntar sore mau hunting makanan takjil di pasar deh... siapa tahu ada ide lain dan pastinya banyak macamnya. Enak dan bikin lapar mata. Ihiks... tetap harus bisa jaga diri, agar lapar mata tak membelenggu. Godaan berat tuh.
Nah, hari ini ide sudah ada. Hari pertama puasa, takjil kolak. Bahan sudah ada. Tinggal bikin, karena sudah dipersiapkan bunda jauh hari. Masalah adik nanti memprotesnya, nanti bisa diberi pengertian, bahwa akan ada jadwal menu takjil untuk hari berikutnya. Biar nggak bosen. Hehehe.... Tetap deh, kolak adalah takjil favorit pada saat puasa.
Hem, lagi membayangkan nih... pasti nanti sore saat telah tersaji di atas meja, akan ada kata, "Yah, bun. Kok kolak sih?" hehehe...
"Duh, dik. Kolak itu manis. Seperti kamu!"
Semarang, 17 Mei 2018.
Nb: tolong dimaafkan, bukan bermaksud tidak menghormati yang lagi puasa dengan foto-foto makanan di atas. Tetapi foto itu dimaksudkan sebagai pelengkap artikel. Terimakasih sudah membaca. Selamat menjalankan ibadah puasa. Semoga puasa tahun ini, bisa membawa amalan yang berlipat ganda. Aamiin....
(Wahyu Sapta).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H