Kemudian keduanya menjadi teman bermain. Disayang-sayang. Baik oleh ayah, bunda, kakak dan adik. Kakak yang dulunya nggak suka kucing, luluh juga sama mereka. Bahkan sering mandiin mereka. Tapi jangan ditanya ya, saat Bunda berteriak, "Kakaaaak... kok shamponya bunda cepet habis sih?" Nah, tahu kan siapa pelakunya?
Saat memasuki masa beranak, banyak kucing jantan yang datang untuk apel. Maklum, mereka (Cimut dan Oren) termasuk kucing yang cantik, meskipun hanya kucing lokal yang nemu di jalan.Â
Hamillah si Cimut untuk pertama kali. Nah, mendekati masa kelahiran, semua anggota keluarga sudah ribut. Menerka-nerka berapa nantinya anaknya. Warnanya apa. Segala persiapan sudah di lakukan. Kardus dan kain yang tak terpakai untuk tempat calon bayi kucing Cimut.Â
Tibalah saatnya. Tengah malam, saat semua anggota rumah telah terlelap, Cimut yang hamil tua membangunkan Bunda. Meong... meong...
"Ada apa, Mut? Mau melahirkan, ya? Ya udah sana, wadahnya sudah dipersiapkan." Lalu Bunda menggendong Cimut, menaruhnya di kardus. Bundapun kembali ke tempat tidur. Ngantuk. Maklum, tengah malam. Jam satu. Tapi Cimut tidak mau. Ia terus mengikuti Bunda sambil mengeong. Bundapun menaruhnya kembali ke kardus. Bunda berlalu, masih terkantuk. Eh, si Cimut tetap saja mengikuti Bunda. "Duh, minta ditungguin, ya?" Cimut diam saja saat ditunggu Bunda. Mendengkur tanda senang.
Akhirnya, Bunda menunggui si Cimut melahirkan. Tengah malam. Satu persatu anaknya lahir. Selesai melahirkan, Cimut akhirnya tenang. Bundapun kembali tidur.Â
Keesokan harinya, ayah, kakak dan adik protes, kenapa tadi malam tidak dibangunkan saat Cimut melahirkan. Mereka penasaran. Tetapi senang, saat melihat anak Cimut sudah bersih dan tenang sambil menyusu pada Cimut.
Selang berapa bulan, gantian Oren yang melahirkan. Tetapi Oren lebih mandiri. Meski minta ditungguin juga. Nggak manja. Waktu melahirkan lebih tegar. Kalau boleh dibilang, Oren ini termasuk kucing yang cerdas. Bahkan bisa membuka pintu sendiri!Â
Suatu hari. Kucing menjadi banyak. Mencapai sembilan ekor. Tetapi, entah kenapa, ada beberapa anak kucing yang tidak bertahan lama, sakit dan mati. Hingga kucingpun tinggal tiga atau empat ekor, termasuk Cimut dan Oren. Persahabatan mereka tetap ada. Mereka saling sayang seperti layaknya saudara. (Bayangkanlah seperti kasih sayang kita kepada saudara, kira-kira seperti itu).