Dilarang Berhenti dan Selfie di Jalan Tol. Jelas terpampang di spanduk yang ada di jembatan atas jalan tol Semarang-Bawen. Mungkin spanduk pengumuman ini terasa naif, tetapi memang ada saat saya melintas di jalan Tol Semarang-Bawen. Pengumuman yang terasa kekinian dan hanya ada di era gadget. Yang pasti, siapapun pernah melintas di jalan tol ini, bisa memaklumi mengapa sampai terpasang pengumuman tersebut.
Jalan tol Semarang-Bawen memang indah pemandangannya. Suasana perbukitan berada di kanan kiri jalan. Hutan pinus, gradasi warna hijau kabut amat menawan. Awan putih yang menggumpal, disekitar langit yang berwarna biru.Â
Apalagi saat melintas di jembatan tol yang panjang hampir 1 Km jaraknya. Kita disuguhi pemandangan yang seolah kita melintas di negeri awan dan akan menuju langit.
Bagai berjalan di atas awan. (dokpri)
Saat malam hari, kanan kiri jalan terasa bertabur permata, kelap-kelip lampu rumah penduduk yang tinggal di wilayah perbukitan sepanjang jalan tol. Indah sekali. Beberapa kali saya bisa memperoleh pemandangan
amazing, yang tak sengaja saya temukan di sana.
Bahkan saat musim kupu-kupu kuning, banyak kupu-kupu yang melintas bermigrasi menyeberangi jalan tol di sekitar hutan pinus. Tetapi kadang-kadang kupu-kupu tersebut menyeberang terlalu rendah, sehingga seringkali tertabrak mobil yang melintas dengan kecepatan tinggi dan tidak boleh berhenti secara mendadak, karena bisa membahayakan, baik pengendara itu sendiri maupun pengendara lainnya. Ribuan kupu-kupu melintas. Beberapa jatuh di jalan karena tertabrak mobil. Sayang sekali. Tetapi memang tidak bisa dihindari. Kupu-kupu jatuh di jalan.
Nah, bagi siapapun yang baru pertama kali melintas di jalan tol Semarang-Bawen ini, pasti akan terkesima dan takjub dengan keindahan pemandangannya. Beberapa orang yang menyukai selfie, bakalan tergoda untuk tak melewatkan kesempatan melintas di jalan tol dengan berselfie. Tetapi kan dilarang. Karena jika berhenti dan selfie, pasti akan berbahaya. Hehehe... Jadi bisa dimaklumi, jika sampai ada pemberitahuan lewat spanduk seperti di atas. Pastinya untuk mencegah kecelakaan di jalan tol.
Langit seperti membuka bagai lobang besar. Amazing! (dokpri)
Di samping pemandangan yang indah, jalan Tol Semarang-Bawen juga memiliki
rest area terbaik di KM 22. Jika memasuki rest area tersebut, Anda akan menemukan fasilitas yang komplet dan bersih. Areanya luas. Bisa ishoma di
rest area ini. Ada masjid yang besar dan megah, minimarket, rumah makan, spot kopi dengan Starbuck. Dan bisa mengisi bahan bakar karena tersedia POM Pertamina. Dari
rest area juga bisa melihat pemandangan perbukitan dari kejauhan. Indah sekali, adem.
Rest Area terbaik di KM 22. (dokpri)
Rest Area terbaik lengkap dan luas. Nyaman untuk ishoma. Tersedia juga tempat pengisian bahan bakar. (dokpri)
Lebih jauh saat saya melintas jauh ke depan, ada lagi pengumuman yang menempel di jembatan jalan layang atas tol. Bahwa mulai Oktober 2017, tol ini hanya menerima E-Toll atau pembayaran tol non tunai. Jadi mau tidak mau harus memiliki kartu non tunai untuk melintas di jalan tol.
Pakailah selalu kartu non tunai untuk membayar tol. (dokpri)
Sebenarnya praktis jika memakai kartu non tunai untuk membayar di gerbang tol, akan tetapi bayak yang masih enggan untuk mempergunakan kartu non tunai ini. Akibatnya, sering terjadi tumpukan kendaraan di gerbang tol. Bahkan pada saat jam sibuk, pengalaman saya di gerbang tol Tembalang sering mengalami macet hingga ratusan meter bahkan mencapai satu kilometer, meskipun saya menggunakan kartu non tunai untuk tol. Penyebabnya, karena tumpukan kendaraan yang panjang, baru akan terurai saat memasuki 50 meter dari pintu gerbang, saat ada jalur kuning khusus untuk GTO (Gerbang Tol Otomatis). Jadi, tetap harus mengantre padat merayap.
Gerbang Tol Bawen. (dokpri)
Jika melintas di jalan tol dari Semarang menuju Bawen, sila menikmati pemandangan yang indah. Tetapi jangan lupa isi BBM agak full, karena lumayan panjang. Jangan sampai kehabisan bahan bakar. Juga jangan lupa bawa kartu non tunai untuk membayar di GTO.
Salam.
Semarang, 1 Agustus 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Humaniora Selengkapnya