[caption caption="sumber gambar: pixabay"]Apa sih Cantik Itu?
Cantik itu relatif. Banyak orang yang mengatakan begitu. Artinya bahwa, definisi cantik itu tergantung siapa yang ditanya. Dulu, saat saya masih kecil, memiliki adik laki-laki. Saat itu masih berumur lima tahun. Saya ingat betul, bahwa ada yang bertanya pada adik saya, siapa wanita cantik menurut dia. Adik saya menjawab, wanita tercantik di dunia adalah Ibu. Saat ditanya, seberapa cantik? Dia menjawab, paling cantik. Saat ditanya lagi, jika dibandingkan dengan Titik Puspa (artis cantik pada jamannya)? Tetap menjawab, cantik ibu saya. Hahaha... artinya bahwa, wanita tercantik di dunia menurut dia adalah ibu. Lalu, pada saat SMP, adik saya yang sedang puber, memandang perempuan cantik adalah teman perempuan yang terdekat dengan dirinya, yang baik hati padanya. Seiring dengan perkembangan usia, mungkin berbeda lagi.
Cantik itu menurut saya, bukan hanya secara fisik loh. Saya pernah memiliki teman, cantik. Tinggi semampai, kulitnya putih bersih. Senyumnya menawan. Akan tetapi kecantikan itu turun drastis, pada saat ia marah dan jengkel pada temannya dan ia mengumpat berkata jorok. Aduh, cantik-cantik kok ngomongnya begitu. Lalu nilai yang tadinya sembilan menjadi lima karena bicara yang tak sopan.
Pernah juga bertemu teman, biasa saja, tapi karena pembawaannya kalem, lembut dan anggun, ia terlihat cantik. Padahal jika dibanding dengan teman saya yang tinggi semampai, putih kulitnya tadi, kecantikannya di bawahnya. Orang lebih bersimpati pada teman saya yang kalem ini. Meskipun pada awalnya mungkin lebih memilih teman yang pertama.Â
Selain kalem, lembut, anggun bisa menambah kecantikan, kepandaian atau kecerdasan seorang perempuan, juga bisa menambah nilai plus tentang perempuan cantik.Â
Apalagi jika seorang perempuan, sudah cantik secara fisik, baik hati, anggun, pintar, tak merasa lebih cantik dari yang lainnya, pasti banyak yang menyukai. Tidak hanya laki-laki saja yang menyukai, akan tetapi teman perempuannya banyak yang menyenangi sebagai kawan. Dan biasanya, ia mendapat tempat yang istimewa di manapun ia berada.
Cantik di Mata Keluarga?
Jika tadi perempuan cantik secara umum, bagaimana dengan perempuan cantik di mata keluarga? Maksud saya di sini, perempuan cantik di mata ananda dan ayah. Maksudnya cantiknya Bunda? Tentu saja, hehehe.. karena saya adalah seorang bunda.Â
Saya seorang perempuan, wanita, ibu dari dua anak, perempuan dan laki-laki. Tentu saja juga seorang istri dari suami saya. Tidak cantik, tidak semampai, semuanya biasa saja. Tapi entah mengapa, berada di antara mereka, saya merasa lebih cantik. Padahal mungkin juga geer. Anak-anak membutuhkan saya sebagai ibunya.
Tugas sebagai ibu, membuat saya merasa menjadi sempurna. Bersyukur bahwa saya diberi kesempatan oleh Allah SWT, menjadi ibu yang baik, yang bisa membimbing mereka berkembang menuju dewasa. Memiliki anak-anak yang patuh dan mencintai ibunya, bagi saya suatu hal yang amazing. Saya tak menuntut mereka harus pintar dan memiliki prestasi, yang penting memiliki budi pekerti yang baik, berguna bagi agama, dan baik dengan lingkungannya. Pastinya, begitulah harapan seorang ibu kepada anak-anaknya, kebaikan untuk mereka, kelak menjadi orang yang sukses. Aamiin.
Lalu, bagaimana dengan ayah? Hehehe... memiliki suami yang memiliki nama Berbudi, seperti namanya, orangnya juga berbudi. Saya merasa cantik di mata suami, karena kebaikannya. Tak sempurna memang, tapi memiliki rasa cinta, kasih dan sayang, menjadikan seseorang merasa lebih cantik dan sempurna, meski orang lain mengatakan tidak.Â
Jadi, kesimpulannya, cinta membuat seorang perempuan/wanita/ibu merasa lebih cantik dan sempurna.
Percayalah, bahwa semua perempuan adalah cantik. Setiap perempuan diberi kelebihan oleh Sang Maha Pencipta, untuk menjalankan kodratnya. Apa yang ada di dalam dirinya, memang diciptakan untuk kebaikan dan keseimbangan. Tinggal bagaimana mengeksplorasi diri menjadi perempuan yang memiliki harkat dan martabat yang bisa mengangkat dirinya. Memang berbeda-beda hasilnya, tapi penilaian adalah relatif, tinggal bagaimana mensyukuri sesuatu.
Â
Semarang, 8 Maret 2017.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H