Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Yang Tak Pernah Terdengar Olehmu

9 Agustus 2016   05:21 Diperbarui: 9 Agustus 2016   15:49 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: jagoanpaper.blogspot.co.id

Ternyata di sana, ada kamu dan seseorang, tentu saja cowok lain, sedang tertawa bersendau gurau membicarakan sesuatu. Begitu mesra. Seperti pacaran? Bukankah aku pacarmu? Mengapa bisa begitu?

“Nania,  kamu....” kataku. Kemudian kamu terkejut bukan kepalang. Sejurus dengan itu, kamu berlari ke arahku, ketika aku membalikkan tubuhku untuk menjauh darimu.

“Bima.. ini bukan seperti yang kau kira. Dia hanya temanku. Kamu tahu itu. Hanya kamu pacarku. Biiim...Bimaa.... tunggu...” serumu mengejar langkahku.

Tapi hatiku telah bulat. Bukankah tujuanku semula ingin meminta putus darimu? Dan kali ini, tak perlu memiliki banyak alasan. Meski hati ini terasa teriris, tersayat sembilu. Dan benar apa kata hatiku, kamu mendua!

Desau angin bertiup menyibak rambut pendekku. Wuuusss.....

“Nania, sebaiknya kita putus!”

Tapi suara itu tak pernah terdengar olehmu, karena sejurus dengan aku berkata, angin sedikit kencang tadi menjatuhkan sesuatu, mungkin vas bunga, hingga suaraku tak terdengar.

oh, wajah sendumu terlihat syahdu. Tapi rasa sakitku lebih mendominasi. Aku pergi meninggalkanmu, yang masih termangu, tanpa pernah tahu, apa yang ingin aku utarakan padamu. Selamat tinggal untukmu!

Semarang, 9/8/2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun