Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Yang Tak Pernah Terdengar Olehmu

9 Agustus 2016   05:21 Diperbarui: 9 Agustus 2016   15:49 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Okey Bim, makasih ya, kamu memang baik. I love you,”

“I love you too,”

Klik! Ia mematikan handphonenya dari arah sana.

***

Aku sebenarnya bukan seseorang yang tak rasional. Tapi menghadapimu kadang membuatku bagai tak rasional. Tapi kali ini, aku telah berbulat tekad untuk menyatakan yang sejak kemarin kupendam dan tak sempat kuutarakan kepadamu. Seorang Bima harus berani mengutarakannya, batinku.

Aku memacu motorku sedikit kencang untuk segera bisa menemuimu. Sengaja aku tak memberitahukanmu terlebih dahulu, agar ini sebagai kejutan untukmu. Ya, aku telah berbulat tekad untuk bilang padamu, bahwa sebaiknya kita putus saja.

Bukannya aku ingin menyakiti hatimu, tapi aku tak ingin mengganggu segala aktifitasmu, yang merupakan aktifis kampus dan sibuk sekali. Sedang aku, hanyalah mahasiswa biasa-biasa saja. Mungkin kita tak sejalan, karena kita selama ini selalu berbenturan arah. Memiliki arah yang tak sama, itu sangat menyiksaku. Aku tak kuat untuk menambah perih rasa hatiku, meski aku tahu, bahwa kamu mungkin tak merasa menyakitiku.

Semakin dekat ke arah rumah kosmu, aku merasa deg-degan. Aku harus bisa menata hati, agar keputusan bulatku bisa sampai ke telingamu.

Aku melihat sepeda motormu terparkir di garasi motor tempat kos. Itu artinya kamu ada dan tak pergi.

Segera kuparkir motorku, menuju ruang tamu dekat kamar kosmu. Tiba-tiba langkahku terhenti, saat hampir sampai di ruang tamu. Dadaku hampir berhenti.

Deg!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun