Beberapa hari setelah tak mengkonsumsi xeloda, ibu berangsur membaik. Tak lagi diare. Noktah hitam di bawah kulit juga menghilang. Ibu kembali normal, meski tak bisa dikatakan sembuh benar. Tetap saja ibu harus konsultasi tiap bulan ke dokter, untuk memeriksa kesehatan ibu.
***
Minggu pagi. Ketika semua libur. Anak-anak libur. Ayahnya anak-anak juga libur. Mereka senang, ada Eyang di rumah. Karena Eyang memberi suasana lain. Ada sentuhan beda, saat mereka ada di rumah.
“Rin, Alhamdulillah ibu memiliki anak-anak yang bisa merawat ibu,” kata ibu.
Seharusnya terbalik, aku yang sangat bersyukur, memiliki seorang ibu juga bapak yang sangat penyayang. Ibu dan bapak bisa mendidik anak-anaknya hingga seperti saat ini.
***
[1] Xeloda adalah obat kemoterapi oral yang berbentuk tablet. Digunakan untuk mengobati kanker yang bekerja menyerang sel kanker. Xeloda lebih nyaman dan memiliki efek samping lebih kecil dibanding dengan obat kemoterapi melalui infus, meski memiliki fungsi yang sama.
[2] kerso dahar (bahasa jawa) terjemahannya adalah: mau makan.
Note: In memoriam ibu, yang telah berpulang tanggal 24 Mei dua tahun lalu. Yang sedikit mengganjal dan sedikit menyesal, pada saat terakhir, saya tidak bisa menunggu beliau, karena pada saat itu sedang menunggu anak ujian, hingga tak bisa full konsentrasi ke ibu, sedangkan kami tinggalnya berlainan kota. Akan tetapi ibu tetap mendapatkan perawatan terbaik dari saudara-saudara saya. Semoga diampuni segala dosa saya, karena tak mampu memberikan hal yang terbaik buat ibu pada saat terakhirnya.
Semarang, 13 Juni 2016.