Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Budaya Membaca, Menambah Ilmu Pengetahuan

8 Juni 2016   19:49 Diperbarui: 8 Juni 2016   19:55 763
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar:2.bp.blogspot.com

Membaca adalah Suatu Kegiatan Penting

Membaca, adalah suatu kegiatan yang melibatkan berbagai faktor dari sang pembaca, yang berupa intelegensi, minat, sikap, bakat, motivasi, tujuan membaca, dan lain sebagainya. Membaca baru bisa dikatakan membaca bila diikuti dengan daya pikir yang total, mengingat, menganalisa atau membayangkan implementasinya di kehidupan si pembaca. 

Membaca juga bisa menambah ilmu pengetahuan, karena dengan membaca, berarti telah mentransfer bahan bacaan ke otak kita. Kemudian sesuai dengan mind set kita, bahan bacaan itu akan terproses. Karena itu, saat kita membaca, kita harus mempersiapkan mind set kita dengan baik, agar informasi yang kita peroleh dari membaca sesuai dengan pikiran dari sang penulis.

Membaca dalam kondisi tertentu sangatlah penting. Misalnya, di kehidupan kita sehari-hari, di tempat bekerja, terjadi salah komunikasi, karena malasnya kita membaca. Ketika seharusnya kita membaca laporan, hanya sekilas membaca tanpa mengerti isi dari laporan itu. Padahal hal ini penting sekali. Akibatnya terjadi salah pemahaman dan mengakibatkan tertundanya suatu pekerjaan. Atau kita salah membaca tanggal suatu acara karena kita malas membacanya, kita akan malu karena datang tak tepat waktu. Jadi, dalam kondisi tertentu, membaca sangatlah penting.

Membaca di Era Sekarang

Komunikasi di era sekarang telah berubah mengikuti jamannya. Tersedianya kemudahan dalam berkomunikasi, menggeser kegiatan membaca buku menjadi membaca secara texting. Membaca yang benar-benar membaca, bergeser menjadi membaca secara kilat dan pendek. Seni membaca yang membutuhkan daya pikir total mulai dilupakan dalam masyarakat. Pemahaman membaca tentang suatu hal menjadi tidak penting lagi. Apalagi sekarang banyak media sosial yang bertebaran, seperti facebook, twitter, path, istagram, dan lain sebagainya. 

Dalam tulisan di media sosial tersebut kebanyakan hanyalah tulisan yang pendek dan singkat. Bukan saja singkat tulisan itu, tetapi juga singkat karena penuh singkatan, yang seringkali merubah tatanan dalam berbahasa. Akibatnya, kadang-kadang kita dibuat bingung untuk menterjemahkan arti singkatan kata tersebut. Bahkan kadang keliru mengartikan sebuah singkatan. Akibatnya, kita keliru dalam menterjemahkan apa yang kita baca. 

Bukannya tak baik membaca dari media sosial, tetapi alangkah baiknya jika kita membaca dari sumber yang tepat. Dengan semakin mudahnya mengunggah tulisan di media sosial, maka kita perlu memilah-milah bacaan yang akan kita baca. Kita juga harus bisa menyaring kebenaran bahan bacaan tersebut. Apakah itu informasi yang benar atau informasi yang keliru. Maka, alangkah baiknya pula bila kita mencari bahan bacaan yang bermanfaat di perpustakaan atau toko buku. Biasanya, bahan bacaan yang telah tercetak menjadi buku sudah melalui proses editing.

Perpustakaan Adalah Sumber Ilmu

Perpustakaan di era sekarang, berkurang pengunjungnya dibanding era dahulu. Padahal perpustakaan adalah sumber ilmu pengetahuan. Berbagai bacaan bisa kita dapatkan di sana. Ilmu tentang agama, sosial, budaya, sejarah, ilmu kesehatan, eksakta, sastra dan masih banyak lagi. Dari buku yang kita dapatkan di perpustakaan, kita bisa mendapatkan ilmu pengetahuan yang kita butuhkan. Semakin banyak buku yang kita baca, maka akan menambah kekayaan ilmu kita. Dan semua itu kita dapatkan di perpustakaan.

Pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber ilmu pengetahuan sudah tepat. Perpustakaan memiliki berbagai referensi. Dengan mencari data lewat buku dan referensi yang kita dapatkan dari perpustakaan, kita belajar untuk mengolah data agar terserap di pikiran kita yang pada akhirnya menjadikan kita lebih cerdas. Orang yang gemar membaca akan memiliki wawasan luas dan lebih bisa menyelesaikan permasalahan yang mengikuti kehidupannya. Jadi dengan membiasakan budaya membaca, akan menjadikan kita lebih cerdas sehingga bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.

Jadikanlah Budaya Membaca Sebagai Kebutuhan

Hanya perlu pembiasaan kita untuk membaca. Pembiasaan membaca itu adalah suatu budaya yang positif. Apabila kita lakukan secara terus menerus, maka akan terbiasalah kita dengan membaca. Memang kebiasaan itu melalui proses, agar mendarah daging di diri kita. Maka pembiasaan itu sebaiknya dilakukan sejak dini. Anak-anak sebagai generasi muda, harus sudah dibiasakan membaca sejak masih kanak-kanak, agar terbiasa dengan membaca. Sejak dini, jadikanlah membaca sebagai kebutuhan. Bila membaca adalah sebuah kebutuhan, maka tak sulit bagi kita untuk selalu gemar membaca.

Banyak manfaat yang kita peroleh dengan membaca. Dengan membaca kita bisa lebih menyelami pikiran orang lain dan bisa berguna sebagai referensi pengalaman hidup. Membaca juga lebih memberi manfaat yang banyak daripada mendengarkan musik atau melihat televisi. Membaca lebih memiliki nilai lebih karena menambah ilmu pengetahuan. Membaca juga bisa memberi motivasi agar kita selangkah lebih maju.

Membaca Menambah Kemampuan Berbahasa

Banyak kelebihan dan manfaat dari membaca. Membaca dalam konteks di sini adalah membaca dalam bentuk tulisan bahasa Indonesia. Selain manfaat dan kelebihan yang tertulis di atas, ternyata dengan membaca kita bisa mengasah kemampuan  dalam berbahasa. Terutama karena bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan NKRI. Seperti kita ketahui bahwa kita terlahir dengan bahasa ibu. Artinya, kita berbahasa seperti bahasa yang diajarkan oleh ibu kita. Misal, kita berasal dari Jawa, maka kecenderungan kita dalam berbahasa, meski memakai bahasa Indonesia, akan tetapi berdialek Jawa. Ada bahasa pemersatu dalam Republik tercinta kita ini, yaitu Bahasa Indonesia. 

Lalu apa kaitannya dengan membaca? Membaca, menentukan kadar intelektual kita. You are what you read. Maka ada baiknya kita melilih bacaan yang akan kita baca. Bacaan yang tertulis sesuai dengan EYD, akan melestarikan budaya bangsa tentang bahasa Indonesia. Seperti kita tahu bahwa di masa sekarang di berbagai media bermunculan bahasa alay, yang tidak sesuai dengan kaidah berbahasa yang benar. 

Jangan sampai bahasa Indonesia bergeser maknanya tergantikan dengan bahasa gaul dan bahasa alay. Tugas kita sebagai generasi muda, meneruskan  cita-cita pendahulu bangsa yang menggerakkan Sumpah Pemuda tahun 1928, yang menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa, dari Sabang sampai Merauke. 

Jadi dengan memilih bacaan yang benar, dengan sendirinya, membaca akan melatih kita berbahasa yang baik dan benar. Dengan demikian akan melestarikan budaya berbahasa. Tentunya Bahasa Indonesia yang sesuai kaidah EYD sekaligus meneruskan cita-cita pendahulu, yang menginginkan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.

Kesimpulan

Budayakan membaca sejak dini, maka akan memberi banyak manfaat di kehidupan kelak dalam masyarakat. Bila generasi muda kita gemar membaca, barangkali bisa membawa bangsa kita selangkah lebih maju. Budayakan membaca, agar membaca menjadi kegiatan yang positif. Jadikan perpustakaan sebagai sumber referensi ilmu pengetahuan, karena di dalam perpustakaan kita bisa memperoleh buku-buku sesuai dengan kebutuhan kita. Biasakan memakai bahasa Indonesia yang sesuai kaidah yaitu Ejaan Yang Disempurnakan. Dengan membaca, di samping menambah daya intelektual kita, juga berarti telah melestarikan budaya Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Membaca akan menambah ilmu pengetahuan. 

 

MARI BUDAYAKAN MEMBACA SEJAK DINI.

 

Semarang, 8 Juni 2016.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun