Latihan dimulai. Senin. Rabu. Jumat. Dan Senin lagi. Sudah empat kali latihan. Alicia merasa kurang berlatih maksimal. Masih ada kesempatan beberapa kali latihan untuk bisa melaju ke lomba balet. Mama yang mendukung Alicia sejak awal sudah mulai tegang. Mama juga merasa latihan Alicia dirasa kurang maksimal.
“Kurasa lakon yang akan kamu mainkan sudah bagus. Hanya sedikit kaku di beberapa bagian. Kamu butuh latihan lebih keras lagi Alice,” kata mama Alicia. “Secara keseluruhan kamu bisa bermain dengan bagus. Gerakan-gerakan dasarmu menunjukkan bahwa kamu memiliki bakat. Come on Alice, jangan patah arang,”
“Tapi mom, gerakan akhirnya sangat sulit buat Alice. Boleh dilewati?”
“Jangan! Justru gerakan itulah yang memiliki nilai lebih untuk gerakan baletmu!” Alicia hanya mengangguk ringan. Baginya, mama adalah pelatih yang baik untuknya. Meski ia anak mama dan mama memiliki banyak murid, tapi Alicia tak memiliki perlakuan khusus. Ia tetap dilatih dengan keras dan tak membedakan dengan murid lainnya. Kebetulan Alicia memiliki bakat lebih, hingga ia terpilih sebagai balerina utama saat lomba nanti. Nanti setelah ia tampil sebagai balerina utama, akan ada beberapa sesion kelompok, dengan dukungan balerina lainnya.
Ya. Lomba kali ini, tergantung kesiapan Alicia. Tetapi dukungan teman lainnya juga berpengaruh. Siapa menduga, bahwa latihan selanjutnya benar-benar membuat latihan ini sempurna. Bahkan saat latihan terakhir, konser balet yang di sutradarai mama benar-benar sempurna.
***
Perlombaan siap di mulai. Tepuk tangan bergemuruh memenuhi ruang gedung. Beberapa peserta lain telah tampil, semua bagus dan cerita yang ditampilkan juga bagus. Kaki Alicia gemetaran. Semoga tak ada yang melihatnya, karena ia merasa konyol saat ia kelihatan gugup.
“Selamat berjuang, inilah kesempatan untukmu Alice!” bisik Mama yang berdiri tak jauh darinya. “Buatlah gerakan-gerakan spektakuler seperti pada saat latihan!”
Alicia hanya mengangguk, tanpa tersenyum.
“Satu lagi Alice, tetaplah tersenyum, jangan terlalu tegang!” Mama memberi contoh senyum dengan gerakan tangan tersenyum yang didekatkan mulut. Alicia tersenyum, ia merasa nyaman dengan keberadaan mama yang selalu mendukungnya.
Alicia menarik nafas panjang. Ia berusaha mengurangi rasa gemetar dengan bersiul kecil menirukan alunan musik yang akan mengiringinya. Sepatu pointe dari bahan satin yang berwarna pink telah terpasang. Sepatu ini adalah sepatu yang dibelikan oleh papa akhir tahun lalu saat papa berkunjung ke negeri Paman Sam. Papa sangat mendukungnya dan sedang duduk di kursi penonton. Ia tak ingin mengecewakan papa juga mamanya.