[caption caption="https://www.google.co.id/search?q=maudy+ayunda+tahu+diri&espv=2&biw=1280&bih=923&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwj8jKGI7sHLAhWiHKYKHdyVCooQ_AUIBigB#imgrc=5QD4NkkqjpDbjM%3A"][/caption]
Minggu Ketiga (terinspirasi lagu)
Masa lalu akan menjadi penghambat bagimu, bila kamu tak merelakannya berlalu dari kehidupanmu...
Pikirmu, aku menderita karena ini? Atau karena kau menari di atas lukaku? Bukan, aku bahkan tak merasakan sakit itu. Aku lebih merasa empati untuk lukamu. Kau yang lebih sakit, sedang aku tidak! Kau yang lebih merasakan mendungnya hari tanpaku, aku tidak! Maka akupun berteriak lantang ke arahmu, hei, aku bersedih untukmu! Tapi...
Daun-daun terburai angin, berserakan tak searah, awan hitam berlarian berkejaran mengikuti ke mana arah angin. Aku terdiam di sini. Menunggu, menanti katamu, “Sayang, aku datang lagi untukmu!” Suatu harapan yang tak muluk bukan? Sedangkan dirimu tak ada yang menghalanginya.
Maka, ketika masa lalu itu mengikutiku, saat dirimu muncul kembali, dan itu tak mungkin bagiku untuk merengkuhmu kembali. Aku bimbang, antara menerimamu atau berlalu. Karena nyatanya, ketika menghindarimu dulu, sebenarnya aku mengharapkanmu. Aku berusaha melupakanmu, tapi nyatanya tak bisa. Apalagi sekarang, ketika kau datang kembali, ternyata perasaanku masih menggebu.
Aku mengerti, jika suatu saat kamu kembali dan aku telah siap, aku akan menerimamu kembali. Tapi untuk saat ini, aku harus menata hati, karena saat ini aku harus melupakanmu. Ada sesuatu, yang mesti aku pertanyakan kembali. Masihkah kamu cinta?
Pergilah! Menghilanglah kembali, meski aku masih ingin bersamamu....
Semarang, 15 Maret 2016
Terinspirasi oleh Lagu Tahu Diri, oleh Maudy Ayunda, simak lagunya di Sini.
Karya ini diikutsertakan dalam rangka HUT Perdana RTC
[caption caption="Dok: RTC"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H