Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

January 14th, Cinta Sejati tak Pernah Pergi

14 Januari 2016   23:22 Diperbarui: 15 Januari 2016   04:00 947
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Ya Wildan.”

“Apakah aku dulu pernah merasakan, sebuah rasa yang bahagia dan nyaman berada di sisimu. Kaukah itu belahan jiwaku Lintang? Kemana saja kita selama ini?” sapanya lembut, saat berada di teras belakang rumah. Taman indah dengan kolam ikan yang berenang beriringan tak pernah berhenti.

“Entahlah, selama ini kita terbuai oleh keasyikan kita sendiri,” mulutku tercekat, merasa berdosa atas lalaiku selama ini. Wildan pria yang setia. Tak pernah ingkar janji. Aku bangga padanya.

Lalu aku?

Tak perlu diceritakan, karena, toh, ada suatu masa, suatu peristiwa yang tak perlu diceritakan.

Januari 14th,

Namun ketakutan mencekam diriku,
bila teringat bayang-bayang mata bercahaya penuh cinta,
terlebih ia mabuk kepayang,
telah membisik darimu: "Betapa aku sangat mencintaimu,
maafkan aku karena egoku."

***

Rahasia,  ini benar-benar rahasia. Jenar tak pernah sungguh pergi dariku. Ia selalu menjadi bayanganku, meski tak pernah nampak olehku. Aku bisa membaca perasaanku sendiri, karena aku sungguh tak bisa menghapus rasa bersalahku. Rasa bersalah itu berubah menjadi ketakutan dan kepanikan. Selanjutnya aku tenang sekali.

cintamu, begitu deras, 
untuk itu akan kubuatkan ruang khusus bagi cintamu, 
di setiap sudut-sudut urat nadiku, 
agar kelak menjadi cerita, bahwa ada cinta sejati antara aku dan kau

Jika saja tak ada waktu yang mampu menjelaskan, maka aku telah mencatatnya dalam sebuah buku besar yang aku simpan di lemari. Kelak Wildan bisa membuka dan membacanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun