Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

January 14th, Cinta Sejati tak Pernah Pergi

14 Januari 2016   23:22 Diperbarui: 15 Januari 2016   04:00 947
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak berselang lama, datang Wildan, memberiku harapan, menembakku tanpa pernah kuduga. Ia terpikat oleh kepandaianku merangkai kata dan aku mengaguminya karena kepiawaiannya menggoreskan kuas di atas kanvas.

Banyak orang heran, mengapa aku bisa terpikat padanya, sedang aku mulai terkenal sebagai penulis. Lalu, apakah salah, jika ia pun ternyata tak pernah menuntutku berlebih dan mampu membuatku bahagia?

***

Lintang Araning Sekar Langit, nama itu mengisi banyak toko buku di berbagai kota. Itu namaku dan akulah yang mengisi setiap buku yang bertuliskan nama itu. Tapi aku tak pernah mau muncul dan hanya berada di balik layar. Aku sengaja membuat sebuah misteri, agar para penggemarku semakin penasaran denganku. Dan berhasil. Buku yang aku tulis, laris manis dan selalu mengalami cetak ulang. Beberapa kali. Tentu saja semakin menambah pundi-pundi di kantong menebal.

Lalu, seiring dengan itu, Wildan pun semakin tenar dengan hasil lukisannya. Berbeda denganku, Wildan banyak menemui klien, yang menggemari lukisannya. Kadang hingga ke luar kota. Tentu saja, juga semakin menambah pundi-pundi kantongnya.

Setelah melalui pertimbangan panjang dan berliku, kami menikah.

Ada suatu masa, di mana kisah tak perlu diceritakan. Atau mengendap hanya pada satu kisah yang membisu. Suatu masa itu berlangsung, hingga kisah menjadi suatu cerita menarik untuk diungkapkan dan menjadi sejarah. Telah banyak kisah yang aku lalui bersama Wildan. Tak banyak kisah indah, tapi itu cukup membuatku bahagia. Bisa di katakan menjadi sempurna, ketika lahir Masayu, gadis cantik lucu dan pintar. Lengkaplah kisah itu.

Semakin hari Wildan menjadi sangat sibuk, begitu pula aku. Ada yang terlupa, bahwa aku dan dia adalah sepasang kekasih. Memang aku merasakan kerinduan untuk bisa bersama seperti hari sebelumnya. Tapi tuntutan pekerjaan membuatku dan Wildan semakin ada jarak. Wildan tak pernah menuntut apapun dariku, seperti dulu dan seperti biasanya ia. Tapi aku mengerti, bahwa Wildan membutuhkan lebih dari itu. Aku yang lalai.

Tiba-tiba aku menjadi asing, ketika kulihat rambutnya kian memutih. Oh, kemana saja aku selama ini? Ia pun merasa asing, saat melihat kerutan lembut di sudut mataku. Ia sepertinya tak percaya, bahwa aku adalah Lintang yang ia kasihi dulu.

***

“Lintang, “

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun