Mohon tunggu...
Wahyu Anjaya
Wahyu Anjaya Mohon Tunggu... Administrasi - Pemerhati sosial dan lingkungan

Anggota Kehormatan Pencinta Alam Sosial Politik Fisip UNIB Ketua Serikat Pekerja Mandiri PT. Agro Rawas Ulu

Selanjutnya

Tutup

Politik

Peradaban Keyakinan Kita

11 Juli 2020   11:44 Diperbarui: 11 Juli 2020   11:43 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

"Bernegara bagaikan sepasang muda mudi meyakinkan dirinya adalah pasangan yang cocok untuk membina rumah tangga"

Syarat dan berdirinya suatu negara secara de Facto telah dilalui oleh NKRI sejak proklamasi bahwa adanya wilayah, Pemerintahan yang sah dan adanya rakyat. Proses ini diwarnai adanya peristiwa rengasdengklok yang pada dasarnya bagaimana mencapai keyakinan golongan tua dan muda untuk mencapai kemerdekaan.

Proses ini juga belum selesai ada satu lagi sayarat secara De Jure bagaimana meyakinkan negara-negara di dunia untuk mengakui Indonesia melalui proses panjang dari agresi hingga mengirim delegasi melalui perjanjian dan perundingan internasional. Dan akhirnya tahun 1949 indonesia secara internasional merupakan negara yang berdaulat. Secara hukum adalah negara yang sah memiliki wilayah, pemerintahan yang sah dan rakyat.

Periode ini juga sang proklamator meyakinkan negara-negara di asia dan afrika untuk bahu membahu mencapai perdamaian dunia dengan membantu upaya gerakan kemerdekaan bangsa asia dan afrika dan imperialisme.

Tidak hanya itu sang proklamator dalam hubungan politik internasional meyakinkan membentuk Gerakan Non Blok dan Games of the New Emerging Forces (GANEFO)/ pesta olah raga negara-negara berkembang. Sebagai bangsa soekarno membangun apa yang disebut sebagai keperceyaan diri bahwa bangsa-bangsa memiliki derajat yang sama dalam pergulatan internasional.

Di dalam negeri sang proklamator mengeluarkan Dekrit Prsedin 5 Juli 1959 akibat tidak stabilnya politik di Indonesia dengan demokrasi Terpimpinya juga merupakan proses meyakinkan bahwa apa yang diambil adalah benar. Padahal secara harafiah agak sulit mengartikan Demokrasi tapi terpimpin.

Tidak hanya itu sang singa mimbar juga melihat bahwa Indonesia adalah negara yang beragam dengan mengeluarkan pandangan Nasakom (Nasionalis Agamis dan Komunis). Semua ini merupakan proses bagaimana meyakinkan publik dalam hal ini rakyat.

Keyakinan akan muncul ketika sebuah hal memiliki nilai akan apa yang diyakini. Tentu proses ini jauh sudah dilakukan oleh para Nabi dan Rasul penyampai risalah. Di perjalanan peradaban kemanusiaan Nabi Muhammad S.A.W melakukan ini dengan sebagai penutup nabi terakhir bahwa Rasullullah adalah untuk rahmatan lil alamin. Rasullullah datang untuk seluruh bangsa.

Rasullullah adalah penggagas HAM dengan memerdekakan budak, Pejuang Kesetaraan Gender dengan memuliakan perempuan, pelindung kaum minoritas dan pengambil keputusan dengan tidak merugikan golongan yang berbeda-beda tanpa membedakan perbedaan suku bangsa, ras dan agama.

Nilai-nilai universal dan penghormatan terhadap kemunisiaan inilah sesungguhnya yang diterima manusia dalam pandangan yang lebih besar adalah peradaban. Rasullullah mampu meyakinkan nilai sekaligus tindakan. Ada sinergitas antara nilai dan tindakan atau perbuatan. Inilah yang menyebabkan Rasullullah diakui oleh seluruh umat manusia di seluruh peradaban bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun