Mohon tunggu...
Wahyu Eko P
Wahyu Eko P Mohon Tunggu... -

Penanda/Petanda "Tulisan Lebih Istimewa Dari Pada Tuturan"

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Begitulah Ceritanya

4 April 2011   21:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:07 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku hanya berteman, cuma teman dekat". Kataku

"Teman apa teman, teman ya". Ejek Dodo lagi.

"Terserah kamu lah, eehh gimana dengan keadaan kamu, sudah mendingankah". Aku balik bertanya keadaan Dodo

"Mendingan".!!

Haripun berlalu, Dodo sembuh dari lilitan sakitnya. Pagi itu kami berangkat ke kampus secara bersama-sama. Itung-itung biar sehat, kami berjalan kaki. Esteoporosis kata pak beye. Di setiap langkah kami berbincang-bincang, tentang keadaan di rumah sampai masalah gadis. Saat perjalanan  mesra tiba-tiba kami bertatap muka dengan Ana. Aneh saja Dodo dan Ana tak lagi bersenyum.

"Eeehh, ada Ana kok enggak nyapa kamu". Celotehku

Dodo hanya diam, malah bergeleng-geleng.

"Aaaahh, biarlah yang lalu punah berlalu". Kata Dodo, dengan nada tak nyaman.

"Ada apa dengan kalian cuy", Sahutku

"Begitulah gadis". Sahut Dodo, dengan nada lirih.

Aku hanya bisa bergeleng-geleng kepala. Dalam nada lirih mulut ini bersua.

"Tapikan tidak semua gadis". Lirih nadaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun