Mohon tunggu...
Wahyu Ikhsan
Wahyu Ikhsan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Jember

Wahyu saat ini merupakan mahasiswa Kedokteran tahun keempat. Dan sekarang sedang melakukan kegiatan KKN Back to Village 3 Universitas Jember dan Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Kepada Mayarakat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Dampingi Masyarakat Desa Sumbersari - Jember Membuat MPASI dan Skrining Stunting

1 September 2021   18:00 Diperbarui: 1 September 2021   18:05 582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 2. Diskusi identifikasi masalah kesehatan di posyandu Catleya 35 desa Sumbersari (Dokpri)

Gambaran Singkat Potensi Desa

Kelurahan Sumber, merupakan salah satu kelurahan yang terdapat di Kabupaten Jember – Provinsi Jawa Timur. Demografi Kelurahan Sumbersari pada tahun 2020, memiliki luas wilayah mencapai 4,88 Km2, dengan jumlah penduduk sebanyak 36.072 jiwa (sensus penduduk 2010) yang tersebar dalam 37 RW dan 143 RT.

Dari segi perekonomian, sumber mata pencaharian masyarakat di kelurahan Sumbersari adalah dibidang perdagangan (trade) dengan profesi sebagai pedagang, yaitu mencapai 8.098 penduduk dengan kisaran 42,21% dari jumlah penduduk yang memiliki mata pencaharian. Namun juga tidak sedikit penduduk yang menekuni pekerjaan dan/atau mengembangkan usaha di bidang pertanian, industri/kerajinan, dan angkutan transportasi sebagai sumber penghidupan   keluarganya.

Dari segi kesehatan, masyarakat desa Sumbersari dan kecamatan Sumbersari bisa dibilang sudah sangat baik. Hal ini dilihat dari fasilitas kesehatan yang ada seperti : puskesmas Sumbersari, Unej Medical Center (UMC), dan posyandu yang tersebar di beberapa RT/RW. Dari segi tenaga kesehatan juga tidak diragukan lagi desa Sumbersari, Kecamatan Sumbersari memiliki tenaga kesehatan yang berkualitas seperti dokter di puskesmas dan UMC serta bidan desa sebagai pengawas dari posyandu yang ada di desa Sumbersari. Akan tetapi dari data yang kami dapatkan di salah satu posyandu yang berada di desa Sumbersari, posyandu Catleya 35, masih ada 10 dari 38 anak yang mengujungi posyandu bulan Juli 2021 lalui mengalami stunting berdasarkan kriteria WHO. Padahal penanganan stunting (perawakan pendek) sudah menjadi prioritas utama yang dilakukan oleh pemerintah.

Stunting (perawakan pendek) terjadi karena permasalahan kurangnya asupan gizi dalam satu waktu yang cukup lama, hal ini akan berdampak pada tumbuh kembang anak seperti tinggi badan berat badan yang tidak sesuai dengan umurnya berdasarkan kriteria WHO, gangguan kognitif, motorik, keseimbangan dan bahkan bisa menjadi faktor risiko terjadinya kematian pada anak.

Pemerintah desa Sumbersari termasuk didalamnya bidang kesehatan telah berupaya untuk mengurangi dan mengatasi permasalahan gizi yang mengakibatkan stunting ini. Hal ini bisa dilihat dari keaktifan kegiatan posyandu yang selalu berjalan tiap bulannya. Posyandu bisa dikatakan sebagai gerbang penanganan stunting pada balita. Di posyandu balita akan ditimbang, diukur, dan dipantau gizinya.

Identifikasi Permasalahan

Dari hasil diskusi bersama salah satu kader posyandu Catleya 35 dijelaskan bahwasanya tidak ada anak-anak yang mengunjungi posyandu bulan Juli 2021 yang mengalami stunting. Akan tetapi berdasarkan hasil pengolahan data dari kami mendapatkan 10 dari 38 anak yang berkunjung bulan Juli 2021 lalu mengalami stunting. Dengan demikian bisa dikatakan bahwasanya masih minimnya pengetahuan kader posyandu dalam penentuan seorang anak mengalami stunting serta cara pencegahan stunting yang masih belum optimal. Pandemi COVID-19 dan penerapak PPKM yang dilakukan di seluruh Indonesia khususnya di Jember juga berdampak terhadap kegiatan dan kunjungan ibu dan balita ke posyandu.

Oleh karena itu, saya Wahyu Ikhsan, mahasiswa Universitas Jember menjadikan posyandu Catleya 35 menjadi mitra dalam program penanganan stuntung dan AKI AKB selama kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Back to Village-3 di desa Sumbersari. Dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Back to Village-3 ini saya akan melakukan edukasi dan penyuluhan mengenai stunting, penyebab, pencegahan, dan dampak yang ditimbulkan serta melakukan beberapa program kerja yang sekiranya masih bisa dilakukan walaupun dalam keadaan PPKM akibat COVID-19 di desa Sumbersari.

Program Kerja (Proker) KKN Back to Village

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk Kuliah Kerja Nyata (KKN) Back to Village di Kelurahan Sumbersari, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember ini, dilaksanakan pada tanggal 11 Agustus 2021 sampai 9 September 2021. Metode pelaksanaan yang digunakan untuk mencapai tujuan yang diharapkan adalah dengan melakukan edukasi, penyuluhan, dan bimbingan cara pencegahan stunting kepada kader posyandu Catleya 35 dan pastinya kepada para ibu hamil dan ibu yang memiliki balita.

Adapun edukasi, penyuluhan, dan pembimbingan dilakukan dengan beberapa metode, diantaranya bertemu langsung dengan sasaran secara door to door dengan menerapkan protokol kesehatan dan menggunakan aplikasi WhatsApp. Edukasi dan penyuluhan akan menjelakan mengenai stunting, penyebab, pencegahan dan dampak yang ditimbulakn dari stunting di desa Sumbersari khususnya di posyandu Catleya 35.

Pelatihan dan pendampingan juga dilakukan kepada sasaran yaitu kader posyandu Catleya 35 yang berjumlah 35 orang. Pelatihan dan pendampingan kader posyandu akan dibantu  cara dan mengukur tinggi badan serta pemberian MPASI dan vitamin A kepada bayi dan balita. Hasil pengukuran yang sudah dilakukan akan dibantu bagaimana cara menginterpretasikan apakah  bayi dan balita mengalami stunting atau tidak berdasarkan Kriteria WHO menggunakan growth chart WHO.

Sehingga, dalam melakukan edukasi dan penyuluhan saya menggunakan platform PowerPoint dan juga video pembelajaran serta poster dan pamflet terkait stunting, cara mengukur dan menentukan seorang balita dikatakan stunting dan bagaimana cara pencegahannya. Selain itu akan ada sosialisasi MPASI dan pemberian makanan tambahan untuk balita serta pemberian vitamin A pada bula Agustus yang merupakan program yang telah dicangankan oleh pemerintah.

Sebagai indikator keberhasilan program edukasi dan penyuluhan, saya akan memberikan pre-test dan post-test secara lisan ataupun tulisan (aplikasi WhatsApp) yang akan dijawab oleh mitra. Sosialisasi MPASI dan pemberian makanan tambahan bagi balita diharapkan juga bisa membantu pencegahan dtunting sehingga generasi emas anak bangsa menjadi lebih berkualitas dan bangsa Indonesia menjadi lebih maju.

Adapun awal perencanaan program yaitu meminta izin terlebih dahulu kepada pemerintah desa Sumbersari serta mendapatkan persetujuan dari puskesmas Sumbersari. Setelah mendapatkan izin dan persetujuan akan melakukan diskusi dalam mengidentifikasi permasalahan dan solusi program yang dicanangkan bersama kader posyandu dan bidan Desa. Tak lupa juga berdiskusi terkait tempat, tanggal, dan konsep program dalam megurangi kejadian stunting di desa Sumbersari dan akan direalsasikan dengan pelaksanaan program bersama posyandu Catleya 35.

Gambar 2. Diskusi identifikasi masalah kesehatan di posyandu Catleya 35 desa Sumbersari (Dokpri)
Gambar 2. Diskusi identifikasi masalah kesehatan di posyandu Catleya 35 desa Sumbersari (Dokpri)

Terkait dengan program kerja (Proker) pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk Kuliah Kerja Nyata (KKN) Back to Village di Desa Sumbersari, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember ini, dapat dicermati pada: (1) Model Canvas Pelaksanaan KKN Back to Village di Desa Sumbersari, dan juga (2) Model Dampak (Impact) Pelaksanaan KKN Back to Village di Desa Sumbersari.

Model Canvas Pelaksanaan KKN Back to Village di Sumbersari

Model Dampak (Impact) Pelaksanaan KKN Back to Village di Desa Sumbersari (Dokpri)
Model Dampak (Impact) Pelaksanaan KKN Back to Village di Desa Sumbersari (Dokpri)

Dokpri
Dokpri

Kegiatan Pelatihan Kepada Sasaran KKN Back to Village 3

            Progres pelaksanaan program kerja KKN back to village 3 ini dilakukan bersama dengan ibu-ibu yang memiliki anak dibawah usia 2 tahun sebagai target kegiatan. Pada pelaksanaan program kerja yangterbagi menjadi empat minggu, dimana setiap minggunya terdapat fokus kegiatan masing-masing. Kegiatan yang dilakukan pada minggu pertama adalah mengumpulkan dan mempelajari masalah kesehatan desa, berdiskusi dengan mitra mengenai permasalahan dibidang stunting dan AKI AKB,serta berdiskusi dengan sasaran terkait program kerja KKN guna mengatasi permasalahan yang sedang dihadapi.

            Berdasarkan data yang didaptakan dari posyandu Catleya 35 dan posyandu lain yang berada di desa Sumbersari, masih terdapat banyak angka kejadian stunting. Hal ini dikarenakan masih kurangnya pengetahuan ibu terhadap stunting dan bagaimana cara penceganhannya. Untuk memberikan edukasi terkait stunting dan pencegahan stunting pada balita di posyandu Catleya 35, maka saya menyusun materi pelatihan berupa “penyuluhan mencegah stunting untuk Indonesia lebih maju dan penyuluhan pemberian MPASI hindari buah hati dari stunting” kepada target.

            Pada minggu ke-dua dilakukan kegiatan edukasi materi pelatihan yang dibagi dalam 2 materi. Materi 1 mengedukasi mengenai: pengertian stunting, bagaimana stunting di Indonesia dan di Jember, penyebab terjadinya stunting, dan bagaimana cara pencegahan stunting. Sedangkan materi 2 mengedukasi mengenai: pengertian MPASI, tujuan pemberian MPASI, cara pemberian MPASI, dan tahapan pemberian MPASI, serta contoh jadwal pemberian MPASI.

Gambar 3. Pemaparan Materi Mencegah Stunting untuk Indonesia Lebih Maju kepada Sasaran (Dokpri)
Gambar 3. Pemaparan Materi Mencegah Stunting untuk Indonesia Lebih Maju kepada Sasaran (Dokpri)

Gambar 5. Hasil pre-test pelatihan 1 dan 2 (Dokpri)
Gambar 5. Hasil pre-test pelatihan 1 dan 2 (Dokpri)


Gambar 5. Hasil pre-test pelatihan 1 dan 2 (Dokpri)
Gambar 5. Hasil pre-test pelatihan 1 dan 2 (Dokpri)

Gambar 6. Hasil post-test pelatihan 1 dan 2 (Dokpri)
Gambar 6. Hasil post-test pelatihan 1 dan 2 (Dokpri)

Pemaparan materi pelatihan pertama dan kedua yang kita berikan kepada sasaran cukup mudah dipahami oleh sasasaran walupun pada penyampaian kedua terdapat sedikit kendala mengenai pembuatan jadwal pemberian ASI dan MPASI kepada buah hati, akan tetapi setelah dilakukan penjelasan ulang dan lebih rinci lagi kepada sasaran dan akhirnya sasaran bisa memahami bagaimana cara pembuatan jadwal pemberian ASI dan MPASI kepada buah hati. Pemahaman ibu-ibu yang terhadap penjelasan edukasi yang diberikan dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil rata-rata pre-test dan post-test yang telah dilakukan sebesar 63,33%. Sehingga ibu-ibu yang menjadi sasaran untuk program KKN ini bisa mengetahui dan mampu mencegah terjadinya stunting pada buah hati mereka. 

Kegiatan Pendampingan Kepada Sasaran KKN Back to Village 3

Pada minggu ketiga kegiatan yang dilakukan merupakan pendampingan sasaran dalam pengukuran skrining stunting dan pembuatan MPASI. Kegiatan pertama dilakukan dengan pembelian contoh bahan makanan untuk pembuatan MPASI bersama target sasaran. Pembelian bahan makan dilakukan di Pasar Tanjung berupa tepung beras,  sayuran brokoli, buncis dan ayam. Kemudian dilanjutkan dengan pembuatan MPASI yang dikirimkan kepada sasaran sebagai contoh makanan MPASI yang akan dibuat keesokan harinya.

Kegiatan berikutnya adalah pembuatan MPASI yang dilakukan bersama sasaran. Pembuatan MPASI ini dilakukan pada 2 sasaran yang berbeda dan 2 dilaksanan selama 2 hari. Pada hari ke-2 pendampingan dilakukan ke rumah ibu Supatemi dan adik Veyas yang berusia 19 bulan. Dimana kita membuat MPASi yaitu nasi lembek dengan komposisi makanannya terdiri dari: nasi, ayam, brokoli, buncis dan bawang bombay. Pada tahap awal cara pembuatan akan dicontohkan dan kemudian target sasaran diminta untuk mengerjakan sendiri pembuatan MPASI nya. Dari kegiatan pendampingan sasaran sudah bisa memahami dan mampu membuat MPASI untuk anak mereka. Diakhir kegiatan pembuatan MPASI anak diminta umtuk mecoba MPASI yang sudah dibuat. Pembuatan MPASI berjalan lancar akan tetapi setelah MPASI dibuat adik Veyas masih belum bisa langsung memakan nasi lembeknya dikarenakan belum pernah mencoba dan perlu pembiasaan untuk makan dari menu tersebut.

 Hari ke-3 pendampingan sasaran dlakukan kepada ibu Rosi dan adik Ruby yang berusia 6 bulan. Dimana kita membuat MPASi yaitu bubur susu dengan komposisi makanannya terdiri dari: tepung beras, air, dan ASI. . Pada tahap awal cara pembuatan akan dicontohkan dan kemudian target sasaran diminta untuk mengerjakan sendiri pembuatan MPASI nya. Dari kegiatan pendampingan sasaran sudah bisa memahami dan mampu membuat MPASI untuk anak mereka. Diakhir kegiatan pembuatan MPASI anak diminta umtuk mecoba MPASI yang sudah dibuat. Pembuatan MPASI berjalan lancar dan adik Ruby sangat menyukai MPASI yang baru saja dibuat oleh ibu Rosi.

Gambar 7. Pembuatan dan Pengonsumsian MPASI bersama sasaran (Dokpri)
Gambar 7. Pembuatan dan Pengonsumsian MPASI bersama sasaran (Dokpri)

Hari ke-4 pendampingan sasaran dilakukan kepada ibu Faiza dan adik Banu yang berusia 3,5 tahun dimana pada kegiatan pendampingan ini, ibu Faiza diajarkan cara mengukur tinggi anak dengan benar dan cara pembacaan skrining stunting pada anak berdasarkan chart WHO. Dari hasil pengukuran didapatkan tinggi adik Banu 98 cm dan setelah di skirining adik Banu saat ini dinyatakan tidak mengalami stunting. Dari kegiatan pendampingan sasaran sudah bisa memahami dan mampu cara mengukur tinggi badan dengan benar dan melakukan skrining awal stunting yang bisa terjadi pada anak mereka.

Gambar 8. Pengukuran Tinggi untuk Skrining Stunting (Dokrpi)
Gambar 8. Pengukuran Tinggi untuk Skrining Stunting (Dokrpi)

 Pada kegiatan pendampingan minggu ketiga ini berjalan sangat lancar dan tidak terdapat kendala yang dialami oleh sasaran. Semua target sasaran sudah bisa memahami dan membuat MPASI untuk anak mereka serta bisa mengukur tinggi badan dengan benar untuk skrining stunting pada anak. Sehingga dengan hal tersebuu ibu merasa yakin dan bisa untuk mencegah stunting  pada anak mereka dan bisa mengurang jumlah stunting  jika sedini mungkin sudah dilakukan pencegahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun