Progres pelaksanaan program kerja KKN back to village 3 ini dilakukan bersama dengan ibu-ibu yang memiliki anak dibawah usia 2 tahun sebagai target kegiatan. Pada pelaksanaan program kerja yangterbagi menjadi empat minggu, dimana setiap minggunya terdapat fokus kegiatan masing-masing. Kegiatan yang dilakukan pada minggu pertama adalah mengumpulkan dan mempelajari masalah kesehatan desa, berdiskusi dengan mitra mengenai permasalahan dibidang stunting dan AKI AKB,serta berdiskusi dengan sasaran terkait program kerja KKN guna mengatasi permasalahan yang sedang dihadapi.
Berdasarkan data yang didaptakan dari posyandu Catleya 35 dan posyandu lain yang berada di desa Sumbersari, masih terdapat banyak angka kejadian stunting. Hal ini dikarenakan masih kurangnya pengetahuan ibu terhadap stunting dan bagaimana cara penceganhannya. Untuk memberikan edukasi terkait stunting dan pencegahan stunting pada balita di posyandu Catleya 35, maka saya menyusun materi pelatihan berupa “penyuluhan mencegah stunting untuk Indonesia lebih maju dan penyuluhan pemberian MPASI hindari buah hati dari stunting” kepada target.
Pada minggu ke-dua dilakukan kegiatan edukasi materi pelatihan yang dibagi dalam 2 materi. Materi 1 mengedukasi mengenai: pengertian stunting, bagaimana stunting di Indonesia dan di Jember, penyebab terjadinya stunting, dan bagaimana cara pencegahan stunting. Sedangkan materi 2 mengedukasi mengenai: pengertian MPASI, tujuan pemberian MPASI, cara pemberian MPASI, dan tahapan pemberian MPASI, serta contoh jadwal pemberian MPASI.
Pemaparan materi pelatihan pertama dan kedua yang kita berikan kepada sasaran cukup mudah dipahami oleh sasasaran walupun pada penyampaian kedua terdapat sedikit kendala mengenai pembuatan jadwal pemberian ASI dan MPASI kepada buah hati, akan tetapi setelah dilakukan penjelasan ulang dan lebih rinci lagi kepada sasaran dan akhirnya sasaran bisa memahami bagaimana cara pembuatan jadwal pemberian ASI dan MPASI kepada buah hati. Pemahaman ibu-ibu yang terhadap penjelasan edukasi yang diberikan dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil rata-rata pre-test dan post-test yang telah dilakukan sebesar 63,33%. Sehingga ibu-ibu yang menjadi sasaran untuk program KKN ini bisa mengetahui dan mampu mencegah terjadinya stunting pada buah hati mereka.
Kegiatan Pendampingan Kepada Sasaran KKN Back to Village 3
Pada minggu ketiga kegiatan yang dilakukan merupakan pendampingan sasaran dalam pengukuran skrining stunting dan pembuatan MPASI. Kegiatan pertama dilakukan dengan pembelian contoh bahan makanan untuk pembuatan MPASI bersama target sasaran. Pembelian bahan makan dilakukan di Pasar Tanjung berupa tepung beras, sayuran brokoli, buncis dan ayam. Kemudian dilanjutkan dengan pembuatan MPASI yang dikirimkan kepada sasaran sebagai contoh makanan MPASI yang akan dibuat keesokan harinya.
Kegiatan berikutnya adalah pembuatan MPASI yang dilakukan bersama sasaran. Pembuatan MPASI ini dilakukan pada 2 sasaran yang berbeda dan 2 dilaksanan selama 2 hari. Pada hari ke-2 pendampingan dilakukan ke rumah ibu Supatemi dan adik Veyas yang berusia 19 bulan. Dimana kita membuat MPASi yaitu nasi lembek dengan komposisi makanannya terdiri dari: nasi, ayam, brokoli, buncis dan bawang bombay. Pada tahap awal cara pembuatan akan dicontohkan dan kemudian target sasaran diminta untuk mengerjakan sendiri pembuatan MPASI nya. Dari kegiatan pendampingan sasaran sudah bisa memahami dan mampu membuat MPASI untuk anak mereka. Diakhir kegiatan pembuatan MPASI anak diminta umtuk mecoba MPASI yang sudah dibuat. Pembuatan MPASI berjalan lancar akan tetapi setelah MPASI dibuat adik Veyas masih belum bisa langsung memakan nasi lembeknya dikarenakan belum pernah mencoba dan perlu pembiasaan untuk makan dari menu tersebut.
Hari ke-3 pendampingan sasaran dlakukan kepada ibu Rosi dan adik Ruby yang berusia 6 bulan. Dimana kita membuat MPASi yaitu bubur susu dengan komposisi makanannya terdiri dari: tepung beras, air, dan ASI. . Pada tahap awal cara pembuatan akan dicontohkan dan kemudian target sasaran diminta untuk mengerjakan sendiri pembuatan MPASI nya. Dari kegiatan pendampingan sasaran sudah bisa memahami dan mampu membuat MPASI untuk anak mereka. Diakhir kegiatan pembuatan MPASI anak diminta umtuk mecoba MPASI yang sudah dibuat. Pembuatan MPASI berjalan lancar dan adik Ruby sangat menyukai MPASI yang baru saja dibuat oleh ibu Rosi.