Mohon tunggu...
Wahyu Setyawan
Wahyu Setyawan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Wahyu Setyawan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Mengulik Bahan Baku dan Rantai Supply Industri PLTS di Indonesia

20 Februari 2022   21:11 Diperbarui: 20 Februari 2022   21:14 1676
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
   Gambar Pasir Silika BahanDasar Panel Surya Sumber : (www.kompasiana.com)

Trend Global mengenai energi surya menunjukan bahwa keseriusan dalam transisi energi yang berkelanjutan. Melihat pada beberapa tahun terakhir industri Panel Surya berkembang secara pesat.

Hal ini menjadi kabar gembira bagi Indonesia yang sedang dalam tahap transisi energi dari energi fosil menjadi energi terbarukan.

Kondisi Indonesia saat ini merupakan negara dengan penghasil emisi terbesar, karena kondisi saat ini gas CO2 yang berlebihan diudara sudah mengakibatkan suhu dibawah lapisan gas CO2 dan suhu dipermukaan bumi semain tinggi, sehingga akan mempengaruhi makhluk hidup. Pencemaran udara juga menimbulkan berbagai macam penyakit pernafasan pada manusia.

Selain itu kondisi Indonesia juga sedang mengalami kelangkaan energi fosil, hal ini menyebabkan harga yang naik, mulai tahun 2015 cadangan energi fosil sudah sangat menipis, pemakaiannya mencapai 94% dari total energi fosil yang ada.

Langkah pemerintah Indosesia sangat serius dalam menyikapi Transisi Energi terutama dalam bidang energi baru terbarukan. Kebijakan dan Peraturan pun dikeluarkan guna untuk mengiringi transisi energi. Penggunaan Energi Terbarukan menjadi salah satu program yang diatur RUEN (PP No 79/2014).

Kondisi saat ini penggunaan EBT masih tergolong rendah sebesar 6,28%. Pemerintah menetapkan target pencapaian penggunaan EBT sebesar 23% pada tahun 2025 dan didalamnya terdapat peningkatan kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Surya sejumlah 6,5 GWp dari kondisi terpasang saat ini 0,15 GWp (data IESR 90 MWp ditahun 2018).

Pengembangan Energi Surya dan Gap Strategy diatur pada Perpres 22/2017 tentang Rencana Umum Energi Nasional dengan target pada tahun 2025 kapasitas terpasang sebesar 6,5 GW, dan target pada tahun 2050 kapasitas PLTS terpasang sebesar 45 GW atau 1,9 GW / tahun pada periode 2026-2050.

Indonesia memiliki 12 perusahaan yang terdaftar sebagai APAMSI (Anggota Pabrikan Modul Surya Indonesia). Asosiasi ini diketuai oleh perusahaan PT Len Industri (Persero). Kapasitas/tahun yang dapat diproduksi oleh perusahaan yang terdaftar sebagai anggota APAMSI yaitu 560 MWp.

Namun, sayangnya saat ini industri yang ada di Indonesia baru merupakan industri perakitan modul surya saja. Industri modul surya dalam negeri masih terbatas pada perakitan. Sejumlah komponen juga masih diimpor. Menanggapi hal ini pemerintah perlu menerapkan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri)  untuk modul surya.

Produksi panel surya semakin masif dilakukan di Indonesia. Mengulik apa saja bahan baku utama dan teknologi yang di gunakan dalam proses pembuatannya, berikut adalah penjelasannya:

Bahan Pasir Silikon

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun