Selain itu, tak sedikit juga siswa yang memilih untuk sekolah sambil bekerja. Hal tersebut dilakukan karena kegiatan pembelajaran yang dilakukan dari rumah memberikan banyak waktu luang yang ada. Sehingga, siswa memilih untuk sambil bekerja part time (setengah hari) setelah pembelajaran jarak jauh (online) dilakukan. Hal tersebut merupakan salah satu dampak yang terjadi dari adanya perubahan kondisi pendidikan yang berlangsung pada masa pandemi yang memungkinkan anak untuk belajar dan juga bekerja.
Di Daerah Kecamatan Banguntapan juga sering dijumpai beberapa anak yang tidak melanjutkan pendidikan sekolahnya karena adanya keterbatasan ekonomi dari keluarganya. Kemudian hal tersebut memaksa anak untuk bekerja dengan seadanya, bahkan anak yang tidak sekolah dan tidak bekerja pun hanya menghabiskan waktunya untuk bermain hingga dia tidak mempunyai tujuan. Hal tersebut tentunya sangat memprihatinkan, dimana anak-anak yang belum waktunya untuk bekerja harus bekerja dan tidak mendapatkan pengetahuan serta nilai-nilai yang diajarkan di usianya di sekolah.Â
Keputusan anak memilih untuk bekerja daripada sekolah, mungkin saja merupakan salah satu jalan agar dia tidak hanya berdiam diri dirumah dan tidak melakukan kegiatan apapun karena tidak sekolah. Maka, agar ada kegiatan dan juga untuk membantu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, kemudian anak tersebut memilih untuk bekerja.
Pada sekolah-sekolah di daerah Kecamatan Banguntapan, banyak guru yang merasakan adanya perubahan diri dari siswa, dimana dahulu siswa semangat untuk belajar, namun setelah pembelajaran dilakukan dari rumah siswa menjadi berkurang motivasinya untuk belajar. Banyak tugas yang dikumpulkan tidak tepat waktu, bahkan jika tidak di beri peringatan tugas tidak dikumpulkan sama sekali.Â
Padahal, siswa sudah dimudahkan dengan adanya kebebasan dalam mengerjakan tugasnya, misalnya saja siswa dapat mencari jawaban dari berbagai sumber ataupun dari google dengan memanfaatkan teknologi yang ada.Â
Tidak sedikit siswa yang bandel dan masih saja tidak mengerjakan tugasnya yang diberikan oleh guru. Bagi seorang guru, hal tersebut sangat memprihatinkan. Karena mereka merasakan keadaan menjadi berubah seketika setelah proses pendidikan juga mengalami perubahan.
Pada sekitar bulan Juli tahun 2021, beberapa sekolah di daerah Kecamatan Banguntapan mulai dari sekolah dasar hingga SMA mulai melakukan percobaan atau simulasi kegiatan pembelajaran tatap muka di sekolah. Namun, kegiatan pembelajaran tersebut dilakukan dengan adanya pembagian sesi di setiap harinya.Â
Dalam setiap kelas biasanya dibagi menjadi 2 sesi pada setiap harinya. Ada sesi pagi sekitar pukul 07.30 dan juga sesi siang hari sekitar pukul 09.30. Dengan adanya pembagian sesi pada kegiatan pembelajaran tersebut, dimaksudkan untuk menghindari adanya kerumunan atau mengurangi banyaknya siswa yang berada di dalam kelas.Â
Oleh karena itu, sekolah menerapkan adanya pembagian sesi untuk berangkat ke sekolah di setiap harinya. Ada beberapa sekolah yang menetapkan berangkat ke sekolah 3 kali dalam seminggu, namun masih ada juga beberapa sekolah yang tidak menentukan berapa kali dalam seminggu untuk berangkat ke sekolah.Â
Walaupun demikian, kegiatan pembelajaran tetap dilakukan setiap hari dengan 5 hari kerja yaitu dari Hari Senin hingga Hari Jumat. Ada juga sekolah yang menetapkan 6 hari kerja dari Hari Senin hingga Hari Sabtu selama pembelajaran jarak jauh (online). Kegiatan pembelajaran yang dilakukan tersebut dengan menggunakan sistem blanded, yaitu proses pembelajaran yang dilakukan dengan tatap muka dan juga dilakukan melalui proses pembelajaran jarak jauh (online).
Setelah situasi pandemi covid-19 di negara Indonesia mulai membaik, beberapa sekolah di daerah Kecamatan Banguntapan kini mulai menerapkan pembelajaran tatap muka secara keseluruhan namun tetap dengan protokol kesehatan. Akan tetapi, proses pembelajaran hanya dilakukan hingga siang hari. Ketetapan tersebut dilakukan pastinya atas pertimbangan dan juga kesepakatan bersama dari pihak orang tua, siswa, sekolah, serta pemerintah daerah.Â