Mohon tunggu...
Wahyu Aji
Wahyu Aji Mohon Tunggu... Administrasi - ya begitulah

Insan yang suka mendeskripsikan masalah dengan gaya santai

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Alternatif Kegiatan Supporter Timnas Indonesia yang Fanatik

9 September 2019   14:25 Diperbarui: 11 September 2019   04:00 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Timnas sepakbola putraIndonesai tinggal menghitung beberapa ribu langkah lagi untuk akhirnya menembuspiala dunia. Nostalgia tahun kolonial hampir terulang tinggal menumpukkesabaran lebih banyak lagi. 

Saat itu, Indonesia yang masih bernama HindiaBelanda melanggeng sebagai penantang persepakbolaan dunia. Tentu sejarah akanselalu mencatat dan pendukung fanatik akan selalu mengelu-elukan. Sehinggaprestasi atas dasar sejarah akan menjadi tumpuan, seterpuruk apapun tim yangdibanggakan.


Tak melulu menyoal prestasi zamankolonial yang mesti dibanggakan, tingkah laku supporter timnas Indonesia jugaharus ikut kena sorotan. Supporter Indonesia terkenal dengan kehebohannya dandedikasinya yang teramat besar bagi timnas. 

Tak heran, meskipun yang bertandingtimnas usia belasan, supporter tetap setia untuk mendukung. Tak juga hanya didalam negeri, bahkan saat timnas bertandang ke tim lawan di luar negerisekalipun, tetap ada sorak sorai lagu garuda di dadaku yang sayup-sayupterdengar. Keseriusan supporter Indonesia tak perlu lagi untuk dipertanyakan.

Lantas apa yang dipertanyakanseharusnya? yang ditanyakan adalah mengapa setiap kali timnas bersua dengannegara loreng beribukota Kuala Lumpur (you know what) selalu terjadi ketegangantingkat langit ke tujuh. 

Padahal jika kita lihat sebelumnya saat bertemu timnasnegara lain seperti Mauritius, Guam ataupun Vanuatu, supporter Indonesiaterlihat unyu-unyu saja. Jadi apa faktor yang mendasari ketegangan emosionaldiantara kedua belah pihak?

Jawabannya mungkin adalah dari sisihistoris. Banyak kejadian lampau yang membuat rakyat Indonesia merasa mestimemusuhi Malaysia. Bahkan hal itu sering dibahas di buku IPS untuk anak-anakSD. 

Judulunya tebal dengan inti materinya adalah kelakuan Malayasia yang tidakbisa diterima. Hingga lahirlah slogan Ganyang Malaysia yang entah kenapa bisabertahan sampai 50 tahun lebih lamanya setelah diproklamirkan oleh Sukarno.

Kemudian ditambah dengan diambil alihnya sebuah pulau yang kembali menyulut apidendam. Tak heran, dendam kesumat yang terwaris dari Gen DNA Mak Lampir padadiri rakyat Indonesia kembali menguap. 

Beruntungnya, rakyat Indonesia juga sukabola. Dendam itu terbawa ke ranah olahraga,dimana jika geografis suatu negaraberdekatan, biasanya juga akan sering untuk bertanding dalam ajang olahraga. 

Setelah melihat dari sisi historisyang dibalut pedasnya arus politis didalamnya, kita juga mesti sportif untukmelihat kasus antara timnas Indonesia-malaysia dari kualitas persepakbolaannya.

Dimana meskipun kedua negara sering bertemu dan menang-kalah adalah hal yangwajar (tapi tentuny tak wajar bagi supporter), Indonesia dan Malaysia bisadianggap sebagai rival abadi. 

Layaknya di kancah luar negeri seperti Barcelonadan klub kaya raya Real Madrid, Manchester City dengan klub semenjana bernamaMU atau yang lebih mendekati seperti persaingan sehat Alfa dan Indomaret.

Bedanya mungkin beberapa klub yang disebutkan selain bersaing secara kualitasjuga bersaing secara prestasi. Hal yang sama dari rivalitas klub tersebutdengan Indonesai-Malaysia adalah fanatisme supporternya saja, karena kalaubicara persaingan prestasi maka tentu yang juara adalah Thailand.

Kekecewaan tersebutpun semakinmenjadi-jadi. Kekalahan di kandang sendiri dan aksi pemain tambahan dari tribunmewarnai pertandingan terakhir yang dilakukan oleh kedua belah timnas negara. 

Ancaman hukuman dari Federasi Sepakbola Asia atau AFC santer terdengar. Sebagai tuanrumah yang mestinya menjamu tamu layaknya rumah sendiri, ternyata tak bisadilakukan dengan baik kala itu. 

Untuk mengantisipasi hal terburukseperti dilaranganya supporter untuk mendukung kesebelasan timnas, maka ada beberapa saran yang bisa dilakukan. Agar supporter Indonesia nantinya tetap bisa menyalurkan bakat fanatismenya kepada hal yang lain selagi menungg masahukuman berlalu. 

Pertama, supporter fanatik bisa ikutan meramaikan pagelaran dari adek-adek JKT48. Kita tahu sendiri bahwa jiwa Spartan penggemar JKT48dengan "oi-oi" mereka begitu luar biasa dan hanya bisa ditandingi dengan jiwagladiator yang dimiliki oleh supporter timnas. 

Asalkan nantinya pas idola yangditunggu ternyata tidak tampil, jangan malah masuk panggung dan ikutan nari.Lagipula ini aman, tak ada saingannya dari 48 48 lainnya. Jadi cukup bagus untuk menurunkan tensi dan kemarahan sementara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun