Layaknya di kancah luar negeri seperti Barcelonadan klub kaya raya Real Madrid, Manchester City dengan klub semenjana bernamaMU atau yang lebih mendekati seperti persaingan sehat Alfa dan Indomaret.
Bedanya mungkin beberapa klub yang disebutkan selain bersaing secara kualitasjuga bersaing secara prestasi. Hal yang sama dari rivalitas klub tersebutdengan Indonesai-Malaysia adalah fanatisme supporternya saja, karena kalaubicara persaingan prestasi maka tentu yang juara adalah Thailand.
Kekecewaan tersebutpun semakinmenjadi-jadi. Kekalahan di kandang sendiri dan aksi pemain tambahan dari tribunmewarnai pertandingan terakhir yang dilakukan oleh kedua belah timnas negara.Â
Ancaman hukuman dari Federasi Sepakbola Asia atau AFC santer terdengar. Sebagai tuanrumah yang mestinya menjamu tamu layaknya rumah sendiri, ternyata tak bisadilakukan dengan baik kala itu.Â
Untuk mengantisipasi hal terburukseperti dilaranganya supporter untuk mendukung kesebelasan timnas, maka ada beberapa saran yang bisa dilakukan. Agar supporter Indonesia nantinya tetap bisa menyalurkan bakat fanatismenya kepada hal yang lain selagi menungg masahukuman berlalu.Â
Pertama, supporter fanatik bisa ikutan meramaikan pagelaran dari adek-adek JKT48. Kita tahu sendiri bahwa jiwa Spartan penggemar JKT48dengan "oi-oi" mereka begitu luar biasa dan hanya bisa ditandingi dengan jiwagladiator yang dimiliki oleh supporter timnas.Â
Asalkan nantinya pas idola yangditunggu ternyata tidak tampil, jangan malah masuk panggung dan ikutan nari.Lagipula ini aman, tak ada saingannya dari 48 48 lainnya. Jadi cukup bagus untuk menurunkan tensi dan kemarahan sementara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H