Padahal jika ingin melihat sejarah lebih dalam lagi, kekhalifahan tak sepenuhnya selalu sejalan dengan aturan agama. Selalu ada kekurangan di dalamnya. Ada pemimpin yang sudah dibutakan oleh jabatan, ada yang hanya tergiur kekuasaan, berlaku tak adil dan sebagainya. Karena itulah satu persatu yang namanya kekhalifahan perlahan runtuh. Bahkan peralihan pemimpin pun pada masa khalifah (setelah khulafaurrassyidin) kebanyakan berdasarkan keturunan, lebih seperti monarki atau kesultanan. Tak ada yang namanya perundingan apalagi musyarawah.
Jika sagala permasalah di dunia ini hanyalah khilafah solusinya, maka tentunya aman dan sejahtera bumi yang telah dihamparkan ini. Namun tidak semudah itu Fatimah, memang benar hukum dan syariat Islam perlu dijalankan, tapi bukan hanya khilafah solusinya. Pemerintah memang punya tugas dan kewajiban untuk menjamin penduduknya dalam melaksanakan ajaran agamanya. Situasi dan kondisi suatu negara pun menjadi suatu pertimbangan.Â
Sistem apapun yang dipakai memungkinkan untuk mewujudkan hal tersebut dengan segala kekurangan yang menyertainya. Jikapun nantinya khalifah benar jadi, lalu apa? siapa yang ngurusin ketatanegaraanya? toh juga butuh orang yang kompeten pada masing-masing bidang dan itu tak hanya khilafah solusinya. Tak usalahlah gembar-gemborkan khilafah sana-sini kalau nyetak KTP saja masih di Dukcapil Kecamatan bukan di Dukcapil Khalifah Abbasiyah di Baghdad sana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H