A. Deskripsi Studi Kasus
Praktik pembelajaran lapangan yang telah saya lakukan di SMKN 2 Bunguran Barat di kelas X Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian, ditemui adanya permasalahan pasca pembelajaran yaitu kurangnya sumber belajar seperti buku paket biologi khusus SMK Agribisnis dan kurangnya kebermanfaatan teknologi seperti smartphone yang dimiliki peserta didik dan yang digunakan didalam kelas, kurangnya partisipasi peserta didik didalam kelas menyebabkan umpan balik yang kurang maksimal dan peserta didik merasa bosan ketika diberikan materi pembelajaran yang hanya berpusat pada guru. Selain itu model pembelajaran yang selama ini dilakukan oleh guru adalah ceramah dan beberapa penugasan. Berangkat dari permasalahan tersebut, saya berinisiatif membuat Studi kasus dengan judul Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan Media Quzizz di SMKN 2 Bunguran Barat.
Penggunaan teknologi saat ini sangat berkembang dan banyak dimanfaatkan diberbagai bidang. Penggunaan teknologi pembelajaran pada abad-21 memberikan pemahaman baru bahwa pembelajaran harus mengikuti kodrat zaman, dimana harus mengikuti adanya transformasi pendidikan yang bertujuan meningkatkan kualitas pembelajaran.
B. Â Analisis Situasi
Berdasarkan hasil observasi pada saat proses pembelajaran menunjukan beberapa peserta didik kurang bersemangat dan tidak sesuai dengan intruksi yang diberikan guru. Apalagi dalam kegiatan pembelajaran dikelas pada saat guru memberikan materi pembelajaran beberapa peserta didik ada yang terlihat bermain gadget dan beberapa mengantuk dalam proses pembelajaran. Dalam proses pemberian materi dan tanya jawab sebagai umpan balik banyak peserta didik nampak kurang berkontribusi sehingga suasana pembelajaran kurang intraktif. Jika peserta didik diminta untuk bertanya atau menjawab hanya beberapa peserta didik yang selalu menjawab ataupun memberikan pertanyaan. Di sisi pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru terlihat guru hanya memanfaatkan pembelajaran dengan memanfaatkan referensi seadanya tanpa adanya bantuan teknologi. Pembelajaran yang menoton seperti ini membuat peserta didik kurang tertarik untuk aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran dan juga menyebabkan hasil belajar peserta didik yang rendah. Selain itu terlihat bahwa pembelajaran yang dilaksanakan kurang memperhatikan karakteristik peserta didik.
Dalam kasus ini saya berperan untuk mengidentifikasi penyebab permasalahan dengan melakukan penilaian untuk melihat kebutuhan belajar peserta didik dengan indikator berupa gaya belajar, hal-hal yang disukai dan tidak disukai oleh peserta didik. Dari hasil penilaian tersebut kemudian saya mengkaji literatur untuk mencari solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan ini.
Pihak yang terlibat yaitu teman sejawat yang akan mengobservasi dikelas dan memberikan informasi yang dibutuhkan. Guru pamong dan Dosen pembimbing yang akan memberikan pandangan terkait solusi yang diberikan, adapun tantangannya adalah karakteristik peserta didik yang heterogen sehingga perlu untuk diperhatikan pembuatan rancangan pembelajaran yang mampu mengkomodir seluruh peserta didik dikelas.
C. Â Alternatif Solusi
Alternatif solusi yang dilakukan yaitu menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Model problem based learning dalam kegiatan ini mengintegrasikan media intraktif berupa aplikasi Quiziz, LKPD, Powerpoint dan Video Animasi dengan tujuan untuk mengukur hasil belajar peserta didik dan  meningkatkan hasil belajar. Hal ini dilakukan karena dari hasil observasi sebelumya,  peserta didik suka melakukan aktifitas, maka dalam model ini terdapat beberapa aktifitas mulai dari mengorientasikan peserta didik pada masalah lalu mengelompokkan peserta didik, dalam hal ini peserta didik dibagi menjadi 2 kelompok dengan jumlah 4 orang dalam masing-masing kelompoknya, membimbing peserta didik saat melakukan diskusi tentang LKPD yang diberikan oleh guru dan dilanjutkan dengan penyajian hasil diskusi kelompok didepan kelas serta melakukan evaluasi proses pemecahan masalah bersama sama guru dan peserta didik yang merupakan sintaks terahir dalam model pembelajaran Problem Based Learning.
Dalam pembelajaran ini juga mengintegrasikan TPACK dalam proses pembelajarannya seperti menyajikan materi pembelajaran dengan power point dan penayangan video pembelajaran. Selanjutnya merencanakan evaluasi yang sesuai dengan karakteristik peserta didik, tahapan evaluasi dilakukan dengan cara yang menarik. Adapun sumber daya yang digunakan adalah referensi terkait penggunaan model pembelajaran yang inovatif dan teknologi pembelajaran materi ajar yang relevan, serta kolaborasi dengan berbagai pihak yang dapat mendukung ketercapaian tujuan pembelajaran.
Adapun alternatif solusi lain yang dapat diberikan kepada peserta didik yaitu Program bimbingan dan konseling dapat membantu peserta didik mengatasi masalah pribadi atau emosional yang dapat memengaruhi hasil belajar mereka. Selain itu penggunaan teknologi dalam pembelajaran dapat membuat pembelajaran lebih menarik dan interaktif. Penggunaan aplikasi, perangkat lunak pembelajaran, atau sumber daya daring dapat membantu peserta didik memahami konsep dengan cara yang lebih dinamis