Mohon tunggu...
wahy
wahy Mohon Tunggu... -

twitter @wahysaleh

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Naik ke Puncak Demokrasi Bersama Fahri "Sang Marbot" Capres 2019

28 Januari 2018   20:42 Diperbarui: 28 Januari 2018   21:31 1185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari ketinggian demokrasi yang tinggi, jalur perlawanan paling rendah pasti jatuh. Di jalan setapak di atas gunung kita mendorong batu besar, dan dibutuhkan usaha kolektif monumental untuk menahannya. Kita orang Indonesia memiliki track record yang luar biasa untuk naik terus maju dan pulih disaat tergelincir. Tapi begitu batu itu mulai berputar mundur, tidak mudah untuk dihentikan.

Fakta bahwa Presiden saat ini melakukan pembiaran penindasan agama dan konten rasial, dengan perangkat hukum sebagai alat penghina otoriter terhadap toleransi dan batasan konstitusional luas melalui Perppu, itu berarti traksi kita telah tergelincir. Kita sudah bergerak menuruni gunung. Dari perspektif masyarakat terbuka sesuatu yang mengerikan sudah terjadi.

Ummat beragama tidak lagi merasakan kebebasan dan kesetaraan, yang semestinya, patutnya kita tidak dapat diganggu atau dianjurkan berhenti untuk merencanakan perjalanan ke surga bersama, & jika kita sudah tidak melihat titik antrean surga dari balik bebatuan, itu berarti sial kita sepertinya terdorong ke neraka, maka kita sudah kehilangan lebih banyak dari yang kita tahu.

Pemimpin Vertikal

Bukan kebetulan Bung Fahri memiliki beberapa ciri sebagai pemimpin jalur pendakian bangsa yakni Fahri secara konsisten membantu mengubah Indonesia dengan Al-Qur'an Dari sekian banyak ciri saya menyoroti tiga hal yang saya temukan di Fahri:

Pertama, Fahri berbagi Passion dengan firman2 Allah SWT walaupun sepenggal ayat, Ia dengan setia mengajar, berdakwah dan membagikannya di akun sosial media nya misal dengan tweet secara kreatif dalam berbagai konteks. Pria ini tidak malu akan kebenaran dan secara efektif menggunakan Al-Qur'an sebagai alat utamanya.

Kedua, Fahri berbagi Komitmen untuk menjangkau orang-orang muda dan tua melalui kendaraan tempat ibadah di lingkungan nya, Fahri percaya bahwa tempat ibadah adalah representasi ide zaman now masih relevan bukan "era yang telah berlalu." Tapi memandang tempat ibadah sebagai instrumen yang ditahbiskan oleh Tuhan untuk membuat perbedaan dalam komunitas.

Ketiga, Fahri memiliki Karakter sebagai pria dengan integritas, kata yang dikeluarkan nya adalah ikatan nya. Fahri bertahan melalui kesulitan dan kekecewaan karena FH solid dalam inti keyakinannya. Fahri memberi lebih dari yang ia mau, mendengar lebih banyak yang masyarakat bicarakan, mendoakan lebih banyak dari masyarakat inginkan, dan jalani kehidupan yang layak untuk ditiru.

Ujian tentang kehidupan dan karakter religius seorang pria bukanlah apa yang dia lakukan di saat-saat kehidupan yang luar biasa, tapi apa yang dia lakukan di masa-masa biasa.

Pemimpin seperti FH itu agen perubahan sang Marbot, renaissance man ... Pengubah dunia, pendobrak, penegas zaman, aktivis penyintas zaman, Mereka meninggalkan warisan untuk generasi mendatang. Mereka bukan superstar hanya pria biasa yang telah menyerahkan diri kepada Tuhan.

Saya termotivasi oleh Fahri. Bagaimana dengan kamu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun