Mohon tunggu...
wahy
wahy Mohon Tunggu... -

twitter @wahysaleh

Selanjutnya

Tutup

Politik

Si Gerek Jenius, Kawan Sebangkuku

21 Januari 2018   15:26 Diperbarui: 21 Januari 2018   15:29 722
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Si Gerek Genius, Kawan Sebangkuku

Kelakuan anak-anak fisika di masa SMA tak juga hilang. Ini contohnya: Genius waktu itu sedang kuliah S-2 di Universitas Gajah Mada. Dia mencari tahu, dimana aku menginap: Hotel Santika dekat Jalan Malioboro. Genius datang membawa serombongan teman-teman kampusnya. Honorku di Yogya sebagai pembicara habis untuk membayar makanan mulut-mulut mahasiswa yang pantang kenyang itu. 

Kami makin lengket setelah Genius kuliah lagi di Institut Pertanian Bogor mengambil studi doktoral. Kami bekerjasama dalam pelatihan bimbingan teknis anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Aku menjadi pembicara, Genius menjadi laison officernya. Setelah bekerja di Kementerian Dalam Negeri, termasuk di Dewan Perwakilan Daerah RI -- mengikuti Siti Nurbaya --, hubungan kami makin intensif. Kebetulan, aku menjadi tenaga ahli di Kementerian Dalam Negeri, DPD RI, sampai narasumber rutin di Komisi II DPR RI. Ketika aku masuk partai politik, Genius mengerahkan teman-temannya di kalangan PNS untuk memilihku. 

Sampailah pada saat aku berlaga dengan Genius. Aku tak menduga, ia serius untuk menjadi calon wakil walikota berpasangan dengan Walikota Incumbent, Mukhlis. Aku yang semula hanya main-main dengan mengambil formulir Partai Golkar, terutama untuk meledek Genius, ternyata ikutan menjadi serius juga setelah aku tak diusung. Partai Golkar mengajukan kader partai lain. Aku akhirnya maju lewat jalur perseorangan, atas desakan dan tangisan relawan-relawanku yang masih sangat muda.

"Kalau indak aden nan jadi walikota, angku yang jadi wakil walikota," kata ku, kepada Genius, setelah kami sama-sama pasti maju.

Soalnya kenapa? Aku pernah sebangku dengan Genius. Bagiku merasa, wakil dari bangku kami perlu duduk menjadi salah satu pimpinan di kota kami. Buah dari tamparan almarhum Nurmansyah Manan perlu dipetik. Hasilnya? Semua sudah tahu, Genius adalah seorang Wakil Walikota yang sedang maju menjadi Walikota. 

Akupun tak memutuskan maju lagi. Biar Genius yang menjadi simbol generasi yang lahir dari kerasnya persaingan antar tamatan-tamatan SMP di SMAN 2 Pariaman. Pun, biar Genius menjadi wakil dari bangku di kelas kami di Rawang yang penuh sawah itu, dulu. Itulah komitmenku. Di luar itu, Genius memang sudah di depanku dari sisi akademik. Tak banyak lulusan SMA Negeri 2 Pariaman menyandang gelar doktor. Aku baru menyelesaikan studi magister di Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Indonesia dan  dalam posisi cuti studi doktoral di Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia. 

Seingat ku, belum ada walikota atau bupati yang menyandang gelar doktor, baik di Kota Pariaman ataupun di Kabupaten Padang Pariaman. Dengan posisi sebagai doktor itulah, Genius melangkah ke pemilihan tanggal 27 Juni 2018 nanti, sebulan sebelum ulang tahunnya yang ke 46 tahun atau dua bulan setelah aku berusia 46 tahun. Gelar doktor itulah yang menasbihkan kegeniusan Genius. 

Aku berkeyakinan, si Gerek ini mampu menggeret kota pantai barat Sumatera ini menjadi maju pendidikannya, gemilang industri kratifnya, serta bergairah kaum mudanya....

oleh 

Indra J Piliang

Ketua Alumni SMA Negeri 2 Pariaman

Jakarta, 21 Januari 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun