Mohon tunggu...
Wahjuni Agustina
Wahjuni Agustina Mohon Tunggu... Guru - Dwija

Semua karena proses memaknai tentang ketulusan dan keikhlasan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Merajut Asa di Antara Goa Harapan

14 November 2020   23:50 Diperbarui: 14 November 2020   23:53 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

 Mentari pagi ramah menyapa, di sebuah desa pinggiran Kabupaten Tuban yang dekat dengan jalan raya antar propinsi. Masyarakat setempat dan yang bukan mulai berlalu lalang diantara jalan raya yang tampak  akrab dengan debu. Beberapa mobil L 300 yang dipakai angkutan umum tampak

berbelok di jalan sempit di antara pabrik pembakaran kapur atau lebih dikenal dengan jubung. Begitu juga dengan beberapa orang bersepeda motor yang memboncengkan siswa berpakaian putih biru. Mereka berbelok menyusuri jalan diantara jubung tersebut. Dan akhirnya berhenti disebuah bangunan yang megah berpagar hijau. Sebuah Sekolah Menengah Pertama yang kokoh berdiri dibalik  jubung (tempat pembakaran batu kapur) dan perkampungan penduduk. Meskipun demikian sekolah tersebut tampak asri dengan nuansa hijau dari pagar dan bangunannya serta tanaman-tanaman yang tumbuh di dalamnya.

            SMP Negeri 2 Plumpang  sebuah lembaga pendidikan yang terletak diantara bangunan jubung dan areanya merupakan  bekas makam etnis Tionghoa. Hal itu membuat SMPN 2 Plumpang lebih akrab dikenal sebagai sekolah BONG CINO atau Hongkong School. Sekolah yang berdiri sejak tanggal 18 November 1997 merupakan sekolah yang sangat matang untuk menata diri, berdiri sejajar dengan lembaga lain atau bahkan mengungguli sekolah lain di sekitarnya. Berawal 1 rombongan belajar ditiap jenjangnya hingga akhirnya mencapai 18 rombongan belajar, merupakan bukti bahwa SMP Negeri 2 Plumpang sangat diminati masyarakat.

 Lingkungan yang dikelilingi jubung membuat warga sekolah berpikir untuk menciptakan produksi oksigen yang mampu mengimbangi polusi yang ditimbulkan. Lahan bebatuan yang menyulitkan pola tanam tak menyurutkan warga sekolah untuk terus berusaha menciptakan SMP Negeri 2 Plumpang menjadi sekolah yang nyaman dan asri. Satu persatu dibuat lubang diantara bebatuan, dituang tanah yang baru untuk menanam pepohonan, dan terus menerus dilakukan. Lubang bebatuan berbentuk gua yang awalnya hanya sebagai tempat buangan sampah, dan menjadi tempat yang menyeramkan serta pantang dikunjungi warga sekolah, dengan ketelatenan dan ketekunan warga sekolah disulap menjadi 2 buah taman goa yang kemudian diberi nama Goa Harapan yang  nampak begitu memukau. Bersih, indah dengan bebatuan yang diwarna cokelat keemasan, bunga-bunga yang ditanam disekelilingnya dan tangga buatan  yang diciptakan  menarik hati, membuat siapa pun sekarang menjadi betah untuk berlama-lama bercengkrama di tempat itu.  Dan dengan kreatifitas para pendidik di SMP Negeri 2 Plumpang taman Goa Harapan menjadi tempat belajar di luar kelas yang mengasyikkan.

dokpri
dokpri
            SMP Negeri 2 Plumpang menjadi sangat rindang, aneka pepohonan tumbuh subur, aneka tanaman hias, tanaman produktif , sayuran hidroponik, tanaman obat, banyak tumbuh dan berkembang di sekolah ini.

Memasuki rintisan sekolah adiwiyata Kabupaten, seluruh warga sekolah mulai melangkah berdasar ketentuan adiwiyata. Kantin sekolah  awalnya bangunan seadanya yang kurang layak. Yang halamannya selalu berdebu jika musim kemarau dan becek berlumpur jika hujan turun, dibenahi menjadi kantin lesehan yang bersih dengan jajanan tanpa pengawet, pewarna makanan, pemanis buatan dan penyedap rasa. Dan dalam seminggu sekali disajikan pertunjukan seni dari siswa siswi SMP Negeri 2 Plumpang untuk menyalurkan bakat seni mereka di panggung kecil yang dibangun di kantin tersebut dan juga dimaksudkan untuk menghibur teman-teman mereka yang menikmati jajanan di sela-sela waktu istirahat. Dua buah gazebo berkeramik putih berdiri megah di pintu masuk kantin. Sebagai pelengkap tempat santai siswa dan warga sekolah serta dijadikan tempat pembelajaran di luar kelas yang cukup nyaman juga. Tempat pembuangan akhir sampah di sekolah yang awalnya bercampur antara sampah organic dan anorganic, dan dibakar begitu saja kemudian dikembangkan sistem pengelolaannya yaitu dengan memilah sampah organic dan anorganic. Pengelolaan sampah pun kini menjadi santapan harian para warga sekolah. Pemilahan sampah kering dan sampah basah adalah sebuah kewajiban bagi warga sekolah. Dan selanjutnya mengolah limbah tersebut agar bermanfaat, yaitu dengan pembuatan composting, yang pembuatannya di area TPA sekolah yang melibatkan kader-kader lingkungan. Bahkan untuk pengembangan kurikulum sekolah dengan pengembangan materi dan persoalan lingkungan dalam hal ini sampah di sekolah. Seperti halnya untuk kegiatan berbasis partisipatif warga sekolah, yaitu pada kegiatan kepramukaan terdapat penuntasan syarat kecakapan umum untuk memilih dan memilah sampah serta mendaur ulang sampah tersebut, kegiatan yang dilakukan adalah membuat kompos dan membuat gerbang hias yang terpasang indah di beberapa sudut sekolah dengan memanfaatkan limbah botol plastic bekas minuman dan juga dimanfaatkan untuk pot gantung.

dokpri
dokpri
 Pola kemitraan SMP Negeri 2 Plumpang tak hanya terbatas pada guru, murid tetapi seluruh warga sekolah, orang tua murid dan Komite Sekolah. Botol bekas, kardus bekas  dan limbah yang tidak bisa terurai oleh masing-masing kelas ditimbang di Bank Sampah yang kemudian dijual pada pengepul dan hasilnya dimasukkan ke dalam kas kelas. Limbah air wudhu yang awalnya dibiarkan mengalir tidak tertampung dan kadang tergenang. Kemudian ditampung menjadi kolam lele yang selanjutnya dibudidayakan bersama warga sekolah. Lahan yang sempit di samping ruang guru dan laboratorium IPA ditanami pohon pisang yang sangat bermanfaat baik dari daun sampai buahnya untuk kegiatan pembelajaran di sekolah. Green House yang tertata rapi dan menyejukkan siap menampung tanaman- tanaman di sekolah yang butuh perawatan intensif.  Lahan gersang depan kelas dibuat sebuah taman yang di dalamnya terdapat sangkar burung merpati yang luas. Sehingga ada suasana yang benar-benar tercipta asri dengan kicauan burung. Beraneka bunga turut menghiasi taman sangkar burung tersebut. Bangku taman di bawah pohon rindang membuat hati siapa pun untuk tergoda duduk bersantai disana.

Upaya keras selama bertahun tahun itu pun menunjukkan hasil. Tak perlu lagi dikomando para guru beserta murid nyaris tiap hari selalu membersihkan lingkungan sekolah mereka. Merawat tanaman yang ada seperti merawat tubuh mereka sendiri.  Tak hanya di sekolah budaya bersih dan sehat itu diharapakan dapat diterapkan dan ditularkan kepada lingkungan mereka masing-masing. Mengusung visi misi mewujudkan sekolah yang berprestasi di bidang akademik dan non akademik, kemitraan  antara orangtua, murid dan Komite Sekolah menjadi sebuah formula yang jitu untuk mengembangkan sekolah yang aman, nyaman, sehat dan bersih. SMP Negeri 2 Plumpang benar-benar ingin membentuk warganya yang memiliki karakter peduli kesehatan dan kebersihan lingkungan. Rasa ragu, pesimis terkadang muncul namun besarnya tekat dan kekompakan seluruh warga sekolah, akhirnya kami pun mampu mewujudkan sekolah kami SMP Negeri 2 Plumpang sebagai sekolah adiwiyata baik  ditingkat Kabupaten, Propinsi bahkan hingga kini ke tingkat Nasional.

                Penataan dan pembaharuan senantiasa dilakukan baik dibidang kebijakan dan kurikulum berbudaya lingkungan. Pembelajaran yang berorientasi lingkungan ,sarana dan prasarana ramah lingkungan maupun peran serta warga sekolahjuga masyarakat sekitar. Kontrak kerjasama kami galang dengan berbagai elemen masyarakat, dunia usaha, maupun lembaga pemerintah lainnya , penguatan karakterpeserta didik, kader lingkungan merupakan pembudayaan dalam keseharian. SMP Negeri 2 Plumpang senatiasa menempa diri, ukir prestasi dan tetap rendah hati serta selalu berwawasan lingkungan.

dokpri
dokpri
     Bel tanda usai sekolah terdengar nyaring, seolah mewakili rasa riang siswa siswi untuk kembali ke rumah masing-masing berkumpul dengan keluarga. Tak lama kemudian berpuluh-puluh anak putih biru keluar dari kelasnya masing-masing. Sayup-sayup dari pengeras suara terdengar sebuah alunan nada kelompok vocal siswa yang seolah memberikan energi  kembali meski terik menyengat.

Hai kawan jangan merusak lingkungan kita

Hai kawan jangan ciptakan pencemaran

Marilah kita hijaukan lingkungan kita

Marilah kita ciptakan kenyamanan

Mari bersama kita sukseskan

Adiwiyata SMPN 2 Plumpang

Buanglah sampah pada tempatnya

Hemat energi pun kita lakukan

Jagalah keanegaraman hayati

Airpun janganlah dicemari

Makanan sehat kita wujudkan

Demi masa depan kita semua

Mari bersama kita sukseskan

Gerakan Adiwiyata kita

Mari bersama kita sukseskan

SMPN 2 Plumpang

Di antara lirik mars Adiwiyata SMP Negeri 2 Plumpang, langkah kaki mereka pun berirama, senyum terukir, disalamnya tangan guru yang mengiringi kepulangan mereka. Seolah mereka saling berjanji untuk senatiasa mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan dan siap menuju adiwiyata Mandiri.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun