Apa jadinya jika Khalifah Umar bin Khattab hidup di zaman kita yang amburadul ini? Habis sudah umat manusia ini. Semua dihabisinya.Yang tersisa hanyalah orang-orang sholeh. Umar yang terkenal keras perangainya, begitu total mengabdi pada ilahi, tak akan segan membunuh orang-orang yang melenceng dari jalur. Tak peduli siapapun itu, jika ia melanggar perintah Allah, waspadalah orang itu.
Pernah suatu ketika Umar mendapati kabar bahwa anaknya Abdurrahman meminum khamar hinnga mabuk saat di Mesir bersama temannya. Akan tetapi ia tidak dijatuhi hukuman di depan umum oleh gubernur Mesir mengingat ia adalah anak dari Amirul mukminin Umar bin Khattab. Beranglah Umar. Ia mengirim surat agar sang gubernur mengirim anaknya pulang dan harus berjalan membugkuk saat pulang. Sesampainya di Madinah, dalam keadaan sangat letih Abdurrahman langsung dibawa ketempat penghukuman dan dicambuk sendiri oleh Umar di hadapan kaum muslimi. Rintihan anaknya yang mengaduh dan meminta tolong tak dihiraukan Umar. Ia terus mencambuk anaknya. Hinga saat anaknya akan meninggal dunia, Umar berkata “ Jika kau bertemu Rasulullah, sampaikan padanya bahwa ayahmu telah melaksanakan hukuman”. Ketika Abdurrahman meninggal, Umar tak menampakkan raut kesedihan.
Anak sendiri bahkan dicambuk hingga meninggal dunia “hanya” karena meminum khamar yang di era sekarang ini dianggap kesalahan yang reatif kecil. Bagaimana jika Umar melihat apa yang terjadi saat ini?Perzinahan, korupsi, perampokan, pembunuhan dan segala perbuatan biadab lainnya yang tak henti-hentinya memenuhi layar kaca dan koran. Jikalau Umar hidup di era sekarang, ,tak mungkin ada orang susah. Sistem monitoring canggih menjangkau tiap pelosok memantau siapa yang kurang. Penjara sepi, tapi kuburan penuh. Uang di BAZNAS melimpah siap dibagi-bagi. Wah,alangkah makmurnya. Sayangnya, good people die earlier itu memang benar. Mungkin, orang di luar sana yang “sedang jahat” tak pernah lupa bersyukur.
“Alhamdulillah, di zaman yang enak ini gak ada Umar”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H