Mohon tunggu...
Wahil Hamdi
Wahil Hamdi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Konflik Kontemporer dan Akarnya

12 April 2024   22:40 Diperbarui: 12 April 2024   22:45 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konflik kontemporer adalah hasil dari sejumlah faktor yang saling terkait, yang meliputi perbedaan ideologi, agama, etnis, sumber daya alam, dan kekuasaan politik. Faktor-faktor ini seringkali menjadi akar dari ketegangan yang berkelanjutan di banyak wilayah di seluruh dunia. Misalnya, persaingan atas sumber daya alam seperti minyak, gas, dan air dapat memicu konflik antara negara-negara atau kelompok etnis di wilayah tertentu. Selain itu, perbedaan ideologi dan agama juga dapat memainkan peran penting dalam memperpanjang konflik, dengan kelompok-kelompok yang bertentangan dalam keyakinan dan nilai-nilai mereka. Selanjutnya, ketidaksetaraan ekonomi dan sosial sering kali menjadi pemicu konflik, karena ketidakadilan dalam distribusi kekayaan dan akses terhadap kesempatan dapat menciptakan ketegangan antara kelompok-kelompok yang berbeda. Dalam konteks globalisasi, faktor-faktor ini semakin saling terkait dan kompleks, menyulitkan penyelesaian konflik secara cepat atau sederhana. Diperlukan pendekatan holistik dan berkelanjutan untuk mengatasi akar-akar konflik kontemporer ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun