Aku ingin menjadi Santa Klaus mu, mencintaimu secara tak terduga
Aku ingin menjadi Santa Klaus mu, tersenyum untukmu selalu
Aku ingin menjadi Santa Klaus mu, tapi aku Wanita dari dunia seberang
Aku ingin menjadi Santa Klaus mu, tapi aku Berjilbab putih
Aku ingin menjadi Santa Klaus mu, tapi aku tak  percaya Santa Klaus
Aku ingin menjadi Santa Klaus mu, Santa Klaus Berjilbab Putih.
Hari ini. Natal. 25 Desember 2010
Senyumanmu tak lagi menyapaku di pagi yang mendung ini. Sebentar lagi mungkin turun hujan. Hari ini, hari Natal, hari yang pastinya menjadi hari yang sepesial, tapi tidak istimewa. Di kepala orang yang lain mungkin mereka ingat Yesus Kristus, tapi di kepalaku terus kepikiran nama gadisku : Fatimah.
Semalam Fatimah meneleponku. Tapi bukan lagi puisi yang ku dengar.
" Ayahku sudah tahu hubungan kita,,,dia tidak setuju. Kamu kan tahu kondisi jantung Ayah ku kurang sehat. Aku tak mau terjadi apa-apa sama Ayah. Aku gak mau mengecewakan dia. Please, ngertiin aku. Aku sayang kamu, tapi mungkin aku bukan Santa Klausmu."
Aku mengerti posisi Fatimah. Tapi logika hatiku teramat rumit, dan tak bisa di hibur dengan logika di kepalaku. Aku masih berharap melihat senyumannya di hari yang mendung ini. Hanya senyumannya, Â meskipun sebentar saja. Aku ingin melihat Santa Klaus Berjilbab Putih, berjalan diantara Santa Klaus yang berkontum serba merah. Aku ingin melihat Fatimah, biarpun hanya dari jendela kamarku.