Mohon tunggu...
Ahmad Wahidi
Ahmad Wahidi Mohon Tunggu... -

Untuk baca tulisan saya, Anda gak harus tahu siapa saya, asal saya, warna kulit saya, agama saya, partai saya, juga ukuran sepatu saya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Natal Tanpamu: Santa Klaus Berjilbab Putih

25 Desember 2010   02:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:25 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku ingin menjadi Santa Klaus mu, mencintaimu secara tak terduga

Aku ingin menjadi Santa Klaus mu, tersenyum untukmu selalu

Aku ingin menjadi Santa Klaus mu, tapi aku Wanita dari dunia seberang

Aku ingin menjadi Santa Klaus mu, tapi aku Berjilbab putih

Aku ingin menjadi Santa Klaus mu, tapi aku tak  percaya Santa Klaus

Aku ingin menjadi Santa Klaus mu, Santa Klaus Berjilbab Putih.

Hari ini. Natal. 25 Desember 2010

Senyumanmu tak lagi menyapaku di pagi yang mendung ini. Sebentar lagi mungkin turun hujan. Hari ini, hari Natal, hari yang pastinya menjadi hari yang sepesial, tapi tidak istimewa. Di kepala orang yang lain mungkin mereka ingat Yesus Kristus, tapi di kepalaku terus kepikiran nama gadisku : Fatimah.

Semalam Fatimah meneleponku. Tapi bukan lagi puisi yang ku dengar.

" Ayahku sudah tahu hubungan kita,,,dia tidak setuju. Kamu kan tahu kondisi jantung Ayah ku kurang sehat. Aku tak mau terjadi apa-apa sama Ayah. Aku gak mau mengecewakan dia. Please, ngertiin aku. Aku sayang kamu, tapi mungkin aku bukan Santa Klausmu."

Aku mengerti posisi Fatimah. Tapi logika hatiku teramat rumit, dan tak bisa di hibur dengan logika di kepalaku. Aku masih berharap melihat senyumannya di hari yang mendung ini. Hanya senyumannya,  meskipun sebentar saja. Aku ingin melihat Santa Klaus Berjilbab Putih, berjalan diantara Santa Klaus yang berkontum serba merah. Aku ingin melihat Fatimah, biarpun hanya dari jendela kamarku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun