Biarkan Cinta menemukan wujudnya sendiri,
Aku gak tahu sekarang kamu di belahan bumi mana,
Aku gak tahu sekarang kamu masih ingat aku atau gak,
Apakah kamu masih tahu namaku?
Apakah kamu masih mau menyapaku,
apabila ada persimpangan hidup (yang entah kapan),
membuat aku dan kamu berpapasan (lagi)?
Entah lah,
Biar Cinta menemukan wujudnya sendiri,
Apakah kamu hanya cinta masa puber ku, yang datang untuk pergi
Apakah kamu sahabatku, yang bisa membuatku tersenyum dalam kesedihan
Apakah kamu masih seperti yang dulu, saat semuanya tak lebih dari lelucon
Ku pikir kamu sudah berubah,
Mungkin kamu sudah gak tomboy kayak dulu lagi, atau kah malah tambah tomboi?
Mungkin kamu sudah gak cerewet kayak dulu lagi, atau kah malah tambah cerewet?
Mungkin kamu gak secuek dulu, atau kah malah tambah cuek?
Mungkin kamu masih secantik dulu, atau kah malah tambah cantik?
Mungkin kamu gak pernah tahu ,bahwa aku pernah naksir kamu
Aku yang selalu melihat jengkal indahmu dari bangku di belakang bangkumu,
Aku yang selalu menulis puisi di hati ku tentang kamu,
Aku yang selalu berfantasi liar tentangmu,
Aku yang ingin memberikan lelucon terbaik ku untuk kamu,
Aku yang ingin mengajarimu sebuah rumus ,
Rumus yang bagi teman yang lain hanya Rumus Matematika,
tapi untuk kamu Rumus itu sudah menjadi Rumus Cinta
Biarkan cinta menemukan wujudnya sendiri,
Aku gak pernah tahu kenapa sekarang ku masih ingat kamu,
Bahkan ingatnya gak cuma di kepala, tapi menusuk sampai ke hati
Tapi aku tahu pasti,
bahwa aku Cinta Kamu( dulu),
aku masih cinta Kamu(sekarang),
Dan
Biarlah Cinta menemukan wujudnya sendiri( Nanti)
Biarkan Cinta Menemukan Wujudnya Sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H