Selain terapi yang diterapkan kepada anak, perlu juga perhatian lebih dari orang tua dan lingkungan yang dapat mensupport perkembangan si anak. Orang tua tidak boleh patah semangat ketika mendampingi buah hatinya apa lagi sampai mentelantarkan anaknya. Karena anak sejatinya adalah titipan dari tuhan yang maha kuasa dan sebagai orang tua harus rela berkorban waktu dan tenaga untuk merawat serta mendidik anaknya.
Tahu nggak sih?
Terdapat 10 persen dari penderta autis dapat digolongkan sebagai orang jenius. Asperger biasa disebut sebagai anak autis yang memliki intelegensia tinggi. Golongan ini memiliki perkembangan fungsi yang tinggi yang disebut dengan High Function. Mereka yang masuk dalam golongan ini memiliki kemampuan yang luar biasa dalam berhitung, musik, dan seni.
Dahulu ada seorang anak yang sangat jenius yang mengidap autisme. Ketika masih kecil dia mengalami kesulitan dalam berbicara dan berkomunikasi. Dia suka bermain sendiri dan memiliki sifat pendiam. Meskipun sudah tujuh tahun dia suka marah dan melemparkan barang, termasuk kepada adiknya.Â
Namun, dibalik itu semua dia sangat suka dan mencintai pelajaran fisika sejak berusia lima tahun. Ketika telah dewasa, ia menghasilkan karya-karya dan menemukan teori tentang fisika serta mendapatkan hadiah Nobel pada tahun 1921.Â
Dia adalah Albert Einstein seorang ilmuan fisika yang sangat berpengaruh di dunia. Meskipun dia memiliki kekurangan, namun ia sangat tekun dalam mempelajari fisika dan mendapat dukungan dari keluarganya hingga menjadi seorang fisikawan.
Untuk lebih lengkapnya:
Affandi, & Pratiwi, U. H. (2014). Faktor-Faktor Penyebab terjadinya Autisme pada Anak Di Kota Cirebon. Tunas Medika Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan. https://jurnal.ugj.ac.id/index.php/tumed/article/view/2105/1310
Sari, M. T., Moetrarsi, M., & Kuntari, T. (2017). Hubungan Klasifikasi Anak Autis Berdasarkan Cars Dengan Tingkat Kecemasan Ibu 01 Slb Autis Bina Anggita. Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan ..., 150--159. https://journal.uii.ac.id/JKKI/article/view/14067
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H