Mohon tunggu...
Wahid Hasyim
Wahid Hasyim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Overthinking dan Insecurity

26 Oktober 2022   18:00 Diperbarui: 26 Oktober 2022   18:01 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pasti kita pernah mengalami yang namanya overthinking dan insecurity, terlebih lagi ketika dalam keadaan sendiri ditengah malam yang sunyi. Dimana isi kepala berpikir berlebih tentang sesuatu dan tak jarang merasa minder (insecure) dengan kemampuan diri yang dimiliki. Merasa tidak punya kemampuan sama sekali dan tidak adanya bakat yang dimiliki. dimana ketika hampir semua orang saling unjuk diri. Merasa gagal dalam perncintaan, selalu kalah dalam berbagai hal, dan masih banyak lagi. Terkadang realita tidak selalu sama dengan yang diekspektasikan, butuh kesabaran dan keikhlasan untuk menerima hal yang ditakdirkan. Tapi kita tidak boleh menyerah begitu saja, butuh effort dan do'a yang lebih untuk merubah segalanya.

Sebenarnya setiap orang memiliki bakat dan minatnya masing-masing, tetapi terkadang kita enggan menunjukkannya ataupun mungkin kurangnya support yang diberikan. Kita tidak boleh terus-menerus insecure dan menerima keadaan begitu saja. Disisi lain insecure terkadang menjadi hal yang penting bagi kita. Karena dengan adanya insecure kita tahu dimana letak kekurangan yang harus diperbaiki dan kelebihan yang harus tetap dipertahankan serta ditingkatkan. Isecure menjadi refleksi bagi diri kita karena memang manusia tidak diciptakan sempurna. Butuh adanya proses dalam diri agar menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Tidak perlu terlalu insecure lagi karena setiap orang memiliki bakat dan minatnya masing-masing. Hal ini sama seperti yang dijelaskan oleh Howard Gardner mengenai Multiple Intelligences. Beliau menjelaskan bahwa tidak ada manusia yang tidak cerdas, Setiap anak memiliki kelebihannya sendiri-sendiri. Dan beliau membaginya menjadi 8

macam kecerdasannya yaitu:

1. Kecerdasan Verbal-Linguistik Kemampuan menggunakan bahasa, termasuk bahasa Indonesia atau bahasa-bahasa asing 

2. Kecerdasan Logis-Matematik

Kemampuan yang berkaitan dengan rangkaian logika, angka-angka dan mengambil keptusan

3. Kecerdasan Visual-Spasial

Kemampuan untuk memahami gambar-gambar dan bentuk.

4. Kecerdasan Berirama-Musik

Kemampuan tentang musik seperti mampu mendengar, mengenal, mengingat, dan bahkan memanipulasi pola-pola music. 

5. Kecerdasan Jasmaniah-Kinestetik

Kemampuan menggunakan tubuh dalam mengekspresikan ide, perasaan, dan Gerakan.

6. Kecerdasan Interpersonal 

Kemampuan berkomunikasi dan interaksi dengan orang lain.


7. Kecerdasan Intrapersonal

Kecerdasan pemahaman diri secara menyeluruh guna menghadapi, merencanakan, dan memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi.


8. Kecerdasan Naturalistik 

Kemampuan dalam mengenal dan mengklasifikasi berbagai flora dan fauna dalam suatu lingkungan.

Dari hal tersebut dapat dijelaskan bahwa setiap orang memiliki kemampuan masing masing dan kita tidak dapat menyamakan kemampuan seseorang dengan orang yang lain. Oleh karena itu butuh keselarasan antara minat dan bakat agar kemampan yang kita miliki dapat dicapai dengan maksimal.

Macam-macam multiple intelligences (Pritchard, 2009) p 34-35; (Mukhlis, 2021)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun