penyakit yang timbul di dalam masyarakat yang berasal dari hewan ataupun satwa liar yang sering disebut sebagai penyakit zoonotik.
Interaksi antara hewan -termasuk satwa liar- dan manusia bukan merupakan fenomena baru yang dapat berdampak pada masalah kesehatan akibatHal ini merupakan salah satu masalah serius yang dihadapi di Indonesia di mana diperlukan adanya kemampuan deteksi dan respon cepat terhadap penyakit tersebut.
Beberapa penyakit zoonotik dijadikan sebagai prioritas program pengendalian maupun pemberantasan oleh kementerian-kementerian teknis, seperti Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pertanian. Di antaranya adalah antraks, leptospirosis, dan rabies.
Yuk, kita simak bagaimana situasinya di Indonesia beberapa tahun ke belakang!
Kejadian penyakit antraks di Indonesia biasanya dikaitkan dengan musim penghujan dan bencana tanah longsor. Penyakit ini biasanya muncul secara sporadis dan bersifat tahunan.
Kejadian yang cukup mengejutkan terkait penyakit ini terjadi pada tahun 2020 di Yogyakarta, di mana setidaknya 36 orang tertular bakteri antraks dari hewan ternak yang sebelumnya sudah sakit.
Jika kita menengok lima tahun ke belakang (2017-2022), kejadian antraks pernah dilaporkan di beberapa wilayah di Indonesia, seperti di Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, dan Gorontalo.
Leptospirosis merupakan salah satu zoonosis yang menjadi fokus Kementerian Kesehatan. Di Indonesia, pada periode 2017-2021, rataan kasus leptospirosis pada manusia yang dideteksi adalah sebanyak 870 kasus di mana setidaknya 13% penderita meninggal dunia akibat keterlambatan penanganan.
Pada tahun 2021 saja, sebanyak 734 kasus leptospirosis terjadi di beberapa wilayah di Indonesia, seperti di Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Banten, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Timur.
Sayangnya, penyakit ini masih belum menjadi perhatian serius sektor kesehatan hewan.Â
Rabies masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di 26 provinsi di Indonesia. Rata-rata, pada periode 2017-2021, sebanyak 80 ribu kasus gigitan hewan penular rabies dilaporkan ke puskesmas di seluruh Indonesia. Pada periode tersebut, sebanyak 87 kasus kematian manusia akibat rabies terjadi, padahal sebenarnya penyakit ini bisa dicegah dengan penanganan yang cepat dan baik jika sudah tergigit hewan penular rabies.Â
Sedangkan pada sektor kesehatan hewan, sebanyak 1.112 kasus hewan tertular rabies dideteksi pada periode yang sama.
Sumber data dan informasi:
https://www.cbd.int/article/world-zoonoses-day-2020
http://repository.pertanian.go.id/Â
https://www.youtube.com/watch?v=AYBleZZmmHo
https://www.youtube.com/watch?v=2us39r-irQA
https://www.youtube.com/watch?v=BWqD4H_ExgI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H