Strategi layanan ini telah diterapkan guru BK di SMPN 12 Yogyakarta. Pendampingan layanan Peer Counseling dilakukan selama fase pandemi di sekolah. Pembentukan dan pengoptimalan layanan ini diterapkan guna membantu guru BK untuk mengoptimalkan layanan BK di sekolah, sehingga proses yang dilakukan secara blanded learning dengan berkolaborasi dengan Waka kesiswaan dan Wali kelas.Â
Proses pembentukan Peer Counseling melalui beberapa tahap yaitu: 1. Memilih calon konselor sebaya, 2. Pelatihan konselor sebaya, dan 3. Pengorganisasian pelaksanaan konselor sebaya.
Pemilihan calon konselor sebaya dilakukan dengan berkolaborasi dengan Anggota Guru BK, Waka Kesiswaan, dan Wali kelas. Pemilihan calon konselor sebaya dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu : 1. Keaktifan siswa, 2. Hasil belajar siswa, 3.Â
Rekomendasi Bapak/Ibu guru dan juga dapat di rekrut dari kepengurusan OSIS di sekolah. Pemilihan konselor sebaya dapat diambil dari setiap perwakilan kelas guna mengoptimalkan dan membagi rata agen-agen konselor sebaya di setiap kelasnya.
Setelah dilakukan pemilihan maka hal yang dilakukan guru BK selanjutnya adalah melakukan pelatihan. Pelatihan yang di berikan kepada calon konselor sebaya adalah tentang keterampilan-keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh konselor sebaya.Â
Pelatihan keterampilan tersebut adalah 1. Ketermapilan mendengar aktif, 2 keterampilan empati, dan 3. Keterampilan problem solving. Selain dari ketiga komponen tersebut guru Bk juga memberikan orientasi tentang pentingnya peran konselor sebaya untuk membantu mengoptimalkan layanan BK di sekolah, sehingga para siswa dapat secara utuh mengikuti dan bangga menjadi agen Peer Counseling di sekolah.
Guru BK di SMPN 12 Yogyakarta pada tahap ini telah melakukan pembentukan dan pelatihan konselor sebaya. Yang selanjutnya akan mengorganisasikan dalam pengimplementasian untuk membantu siswa yang mengalami kesepian (Loneliness) di sekolah.Â
Data yang dimiliki guru BK tentang loneliness siswa di sekolah didapatkan dari hasil penyebaran instrument Skala Loneliness dengan didapatkan data bahwa terdapat siswa yang mengalami kesepian selama masa pendemi dan selama pembalajaran daring ini.Â
Oleh karena itu, proses yang dilakukan akan terus dikembangkan dan di optimalkan guna memberikan layanan yang tepat guna dan tepat sasaran kepada siswa melalui strategi layanan Peer Counseling tersebut.
Oleh : Wahid Aditiono, S.Pd.
Guru BK SMP Negeri 12 Yogyakarta