Kata AD merupakan singkatan dari Agregat Demand yang berarti permintaan agregat, adapun AS merupakan singkatan dari Agregat Supply yang dapat diartikan dengan penawaran agregat. Permintaan Agregat adalah jumlah total permintaan dari semua barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu perekonomian pada suatu periode waktu tertentu. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi Permintaan agregat  diantaranya  tingkat harga dan pengeluaran rumah tangga, suku bunga , investasi, kebijakan fiskal dan moneter, ekspor, impor dan sebagainya.
    Adapun penawaran agregat adalah jumlah penawaran barang dan jasa yang diproduksi pada suatu  perekonomian dalam suatu periode pada tingkat harga tertentu. Penawaran agregat dapat digambarkan dengan kurva yang menunjukkan hubungan antara tingkat harga dan output. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat penawaran agregat seperti, harga input ( harga bahan yang akan diolah), upah tenaga kerja, perkembangan teknologi, perkembangan infrastruktur serta pajak dan subsidi.
     Keseimbangan permintaan agregat dan penawaran agregat akan selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan perubahan dalam keadaan perekonomian. Perubahan yang  berlaku dapat terjadi karena adanya perubahan dalam agregat demand atau perubahan dalam agregat supply atau bahkan perubahan serentak dalam agregat demand dan agregat Supply.
     Salah satu contoh perubahan keseimbangan AD-AS terjadi saat Indonesia mengalami kontraksi ekonomi akibat pandemi Covid-19. Pada saat kontraksi, jumlah uang yang beredar menurun, sehingga kurva permintaan agregat (AD) bergeser ke kiri. Hal ini menyebabkan pergeseran titik keseimbangan dari E1 menjadi E2, dan kemudian perlahan bergerak menjadi E. Pemerintah mengambil kebijakan untuk mengalokasikan dana APBN guna memulihkan perekonomian, yang berdampak pada peningkatan konsumsi dalam negeri, aktivitas dunia usaha, dan stabilitas ekonomi. Akibatnya, keseimbangan AD-AS bergerak kembali ke titik awal (E) dengan output (Y) yang lebih tinggi dan harga (P) yang lebih tinggi.
    Perubahan keseimbangan AD-AS juga dapat mempengaruhi tingkat inflasi. Ketika keseimbangan AD-AS bergeser ke kanan, output dan harga akan meningkat, yang dapat menyebabkan inflasi. Sebaliknya, jika keseimbangan AD-AS bergeser ke kiri, output dan harga akan menurun, yang dapat menyebabkan deflasi atau penurunan harga. Jadi keseimbangan AD-AS sangat perlu untuk diperhatikan karena merupakan hal pokok dalam perekonomian suatu negara ataupun suatu perusahaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H