Mohon tunggu...
Wahdi Ar
Wahdi Ar Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Penikmat Kretek yang bisa baca tulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hitler dan Pengaruh Rektor yang Otoriter

6 Januari 2025   00:14 Diperbarui: 6 Januari 2025   00:14 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini berbeda dengan pola sentralisasi kekuasaan yang sering kali menjadi ciri khas kepemimpinan otoriter.

Pengalaman Jerman di bawah pemerintahan Hitler menawarkan pelajaran berharga tentang bahaya kekuasaan otoriter, baik dalam skala negara maupun lembaga.

Meskipun dunia telah banyak berubah sejak masa itu, prinsip-prinsip dasar tentang pentingnya demokrasi, kebebasan, dan inklusivitas tetap relevan.

Dalam konteks pendidikan tinggi, hal ini berarti melindungi kebebasan akademik, mempromosikan dialog, dan mencegah munculnya kekuasaan yang terpusat.

Kesadaran akan dampak negatif dari kepemimpinan otoriter juga harus disertai dengan upaya untuk membangun budaya kepemimpinan yang kolaboratif dan transparan.

Hanya dengan cara ini, institusi pendidikan dapat benar-benar menjadi tempat untuk mencari kebenaran, menciptakan inovasi, dan mempersiapkan generasi mendatang untuk menghadapi tantangan dunia.

Hitler dan gaya kepemimpinannya memberikan gambaran yang jelas tentang bahaya otoritarianisme dalam berbagai aspek kehidupan.

Ketika pola-pola kekuasaan yang serupa muncul dalam institusi pendidikan, meskipun dalam bentuk yang lebih ringan, mereka tetap memiliki potensi untuk merusak lingkungan akademik.

Oleh karena itu, penting bagi semua pihak untuk tetap waspada terhadap tanda-tanda otoritarianisme dan berkomitmen untuk mempertahankan nilai-nilai demokrasi dan kebebasan di setiap level kepemimpinan.

Dengan belajar dari sejarah dan menciptakan mekanisme perlindungan yang kuat, institusi pendidikan dapat terus menjadi benteng bagi kebebasan berpikir dan inovasi.

Seperti yang ditunjukkan oleh pengalaman Jerman di masa lalu, mempertahankan kebebasan akademik adalah salah satu cara terbaik untuk memastikan bahwa kita tidak mengulangi kesalahan sejarah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun