Selain itu, budaya organisasi di kampus belum sepenuhnya siap menerima perubahan yang dihadirkan oleh status baru ini.
Ada resistensi dari beberapa pihak yang merasa bahwa kebijakan ini membawa beban kerja tambahan tanpa disertai pelatihan atau fasilitas pendukung yang memadai.
Kondisi ini juga berdampak pada pelayanan kepada mahasiswa.
Sistem administrasi yang belum efisien sering kali menjadi keluhan, baik dalam hal pengurusan akademik, beasiswa, maupun layanan lainnya.Â
Mahasiswa berharap dengan status BLU, layanan kampus dapat lebih cepat dan responsif, tetapi realitasnya perubahan ini memerlukan waktu untuk diimplementasikan secara efektif.
Untuk mewujudkan visi sebagai kampus BLU yang mandiri dan profesional, IAIN Palopo perlu melakukan serangkaian langkah strategis. Pertama, penguatan infrastruktur menjadi prioritas utama.
Pemerintah pusat dan kampus dapat bekerja sama untuk menyusun rencana pengembangan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan akademik modern.
Kedua, pelatihan intensif bagi SDM, baik dosen maupun tenaga pendukung, harus dilakukan untuk memastikan semua pihak memiliki pemahaman dan keterampilan yang relevan dengan pengelolaan BLU.Â
Kampus juga dapat menjalin kemitraan dengan institusi lain yang telah berhasil menjalankan status BLU untuk berbagi pengalaman dan praktik terbaik.
Ketiga, transformasi budaya organisasi perlu digalakkan.
Kampus dapat mengadakan forum diskusi dan sosialisasi secara berkala untuk memberikan pemahaman kepada seluruh sivitas akademika mengenai manfaat dan tantangan dari status BLU.