Di dunia pendidikan tinggi, peran rektor sangatlah penting karena mereka bertanggung jawab atas arah kebijakan dan perkembangan institusi pendidikan.Â
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, ada kekhawatiran mengenai munculnya praktik oligarki dalam perguruan tinggi, khususnya dalam kepemimpinan rektor.
Fenomena ini mencerminkan dominasi kelompok kecil yang memiliki kekuasaan lebih besar dalam menentukan kebijakan dan keputusan strategis di kampus.
Rektor oligarki ini seringkali membentuk jaringan kekuasaan dengan sekelompok orang yang memiliki kepentingan dan kekuatan tertentu, yang dapat merugikan kebebasan akademik dan kemajuan pendidikan.
Oligarki dalam Pendidikan Tinggi
Oligarki, secara umum, adalah sistem pemerintahan di mana kekuasaan dikuasai oleh sekelompok kecil individu yang memiliki kendali besar atas keputusan-keputusan penting.
Dalam konteks kampus, fenomena ini terjadi ketika kekuasaan di perguruan tinggi dikuasai oleh sekelompok orang yang saling terhubung, baik melalui hubungan personal, politik, maupun ekonomi.
Kelompok ini sering kali memiliki akses yang lebih besar terhadap sumber daya dan posisi strategis dalam kampus, sehingga dapat mengarahkan kebijakan dan pengambilan keputusan untuk kepentingan pribadi atau kelompoknya.
Dalam dunia pendidikan tinggi, oligarki dapat terlihat dalam berbagai bentuk. Salah satunya adalah ketika jabatan rektor atau pimpinan kampus dikuasai oleh individu-individu yang berasal dari latar belakang yang serupa, seperti koneksi politik, bisnis tertentu dan Keluarga atau kerabat.
Hal ini dapat menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan dalam pengambilan keputusan dan merugikan mahasiswa, dosen, serta pihak-pihak yang tidak memiliki koneksi atau akses terhadap kelompok tersebut.
Dampak Oligarki pada Kebebasan Akademik