Review novel Cinta dan Kewajiban
Pengarang: Nur Sutan Iskandar & L. Wairata
ISBN: 979-407-149-8
Halaman: viii, 106 hlm
Penerbit: Balai Pustaka
Tahun Terbit: 1941
Cinta dan Kewajiban karya Nur Sutan Iskandar & L. Wairata, merupakan novel yang terbit pertama kali pada masa angkatan Balai Pustaka tepatnya pada tahun 1941 dengan jumlah halaman sebanyak 106 halaman termasuk cover. Novel ini bertemakan percintaan dan keluarga. Karena lahir pada angkatan Balai Pustaka, novel ini memiliki ciri yang sama dengan novel-novel terbitan Balai Pustaka pada umumnya yang biasanya mengangkat tema tentang roman, kawin paksa, dan permasalahan dalam masyarakat. Novel Cinta dan Kewajiban menggunakan alur maju yang menceritakan keteguhan hati Annie dalam menaklukkan hidupnya yang penuh jurang nestapa hingga berhasil mendapatkan bahagianya.
Kisah novel ini bermula saat sepasang muda-mudi yakni Sina dan Steven menjalin hubungan kasih namun orang tua Sina telah menjodohkannya dengan seorang laki-laki pilihan mereka. Karena perasaan yang kian hari kian tumbuh akhirnya sina memilih menolak perjodohan tersebut dan kawin lari dengan steven yang saat itu telah menjadi seorang serdadu di pulau jawa. Karena tak kuat menanggung malu maka ayah sina mulai sakit-sakitan hingga di penghujung hidupnya ia menyumpahi sina agar keluarganya tidak akan merasakan kebahagiaan. Sepeninggal ayah sina, beberapa hari kemudian ibunya menyusul tanpa sepengetahuan Sina.
Suatu hari, sepucuk surat untuk Sina dari ibunya datang memberi tahu bahwa ayahnya telah tiada dan telah menyumpahi keluarga Sina untuk tidak akan merasakan bahagia. Diakhir surat ibunya berkata" jika surat ini telah sampai kepadamu berarti aku telah meninggal ". Setiap hari Sina menangis karena menyesal dan ketakutan akan sumpah orang tuanya. Awalnya keluarga mereka harmonis hingga setelah datangnya surat itu sumpah dari orang tuanya seakan menjadi kenyataan. Steven berubah menjadi seorang pecandu dan mulai bersikap kasar kepada Sina. Setiap hari tidak absen Sina menerima pukulan dari Steven hingga ia menderita sakit paru-paru yang parah. Alangkah sedih hati sina karena menanggung sumpah orang tuanya dan dihantui perasaan bersalah telah membuat orang tuanya menanggung malu hingga sakit. Namun kelahiran dua anaknya yaitu Andi dan Annie menjadi penyemangat baginya. Setiap hari dididiknya Annie dengan nasehat-nasehat yang baik hingga Annie tumbuh menjadi perempuan yang tak hanya cantik tapi juga memiliki pemahaman hidup yang baik. Saat Sina merasa umur Annie sudah cukup dewasa ia menceritakan penyebab ayahnya bersikap kasar. Ia memperlihatkan surat dari ibunya dulu dan berpesan kepada Annie agar selalu berbakti dan tidak membenci ayahnya setelah Sina meninggal. Sepeninggal Sina, Annie mulai menjalani kehidupannya dengan memegang teguh nasihat-nasihat ibunya.
Kebaikan Annie menjadi poin penting dalam membangun novel ini. Dengan kebaikannya Annie berhasil merubah sikap ayahnya hanya dalam waktu singkat. Kabar berubahnya sikap ayah Annie dengan cepat tersebar dan membuat orang satu kampung kagum terhadap Annie. Banyak juga surat-surat pinangan datang kepada Annie namun ia hanya membalas surat dari pria bernama Bram seorang calon guru yg sedang bersekolah di stovia.