Aliansi tersebut juga bersepakat untuk melindungi satu sama lain atau dalam arti lain ketika salah satu di serang maka akan membantu satu sama lain. Tujuan aliansi tersebut di bentuk adalah keseriusan dalam menanggapi ketidakstabilan di semenanjung Korea dari peluang  penyerangan Korea Utara kepada Korea Selatan, maka dengan adanya aliansi Amerika Serikat-Korea Selatan menjadi sebuah payung keamanan Korea Selatan terhadap adanya ancaman tersebut.
Pada dasarnya konflik yang terjadi di Asia timur memanas karena hubungan antara negara yang dominan tidak sejalan, seperti Korea Utara dengan Korea Selatan yang awalnya merupakan satu kesatuan yang pisah karena berbeda kepentingan dan ideologi.Â
konflik lain yang juga mempengaruhi tegang nya kawasan Asia timur adalah munculnya kubu-kubu seperti Amerika, Jepang dan Korsel yang menganut sistem demokrasi dan Korut, China yang menganut paham komunisme.Â
Problem tersebutlah yang mengakibatkan sulitnya antar negara di kawasan Asia timur ini untuk melakukan kerjasama di bidang keamanan bahkan dalam pembentukan regionalisme, karena ketidakpercayaan dan security dilemma. Ketidakpercayaan negara-negara kawasan Asia Timurlah yang menyebabkan adanya ketidakstabilan antara negara region satu sama lain.
Tindakan Korea Selatan dengan aliansinya Amerika serikat dalam menghadapi ancaman nuklir Korea Utara menghasilkan kebijakan yaitu Extended Deterrence yang bertujuan untuk mencegah terjadinya konflik secara militeristik berskala besar antara kedua negara tersebut.Â
Adanya kebijakan Extended Deterrence merupakan strategi pertahanan dengan meningkatkan power negara untuk menundukkan lawan dengan cara memperkuat pertahanan aliansi militer dalam menjaga keamanan dari berbagai ancaman Korea Utara terhadap Korea Selatan, salah satunya dengan mengadakan latihan militer gabungan dan mengirimkan pasukan aliansi di semenanjung Korea.Â
Adanya kebijakan yang dibuat oleh AS tersebut membuat Korea Utara tidak tinggal diam dan menuntut penarikan tentara Amerika yang berada di Korea Selatan karena AS dianggap sebagai provokator di dalam kestabilan kawasan tersebut.
kekhawatiran negara-negara Asia timur makin menimbulkan security dilemma ketika Amerika serikat mendirikan pangkalan militer nya di Korea Selatan dan melakukan latihan militer bersama di area perbatasan Korea Selatan dan Korea Utara pada 2001-2017 yang merupakan respon balik keluarnya Korea Utara dari Nuclear Nonproliferation Treaty (NPT) pada 1993 dan melakukan uji coba nuklir dalam skala kecil.Â
Kemudian di tahun 2009 keseriusan Amerika serikat dan Korea Selatan mengimplementasikan Extended Deterrence menjadi bentuk pertahanan pasif, hingga pada 2010 Amerika serikat dan Korea Selatan kembali melakukan latihan militer di semenanjung Korea yang mendapatkan respon dari Korea Utara dalam bentuk penembakan artileri ke wilayah kedaulatan Korea Selatan.Â
Kondisi menegangkan di kawasan Asia timur juga terjadi pada 2017 dimana Korea Utara melepaskan rudal balistiknya melewati langit Okinawa Jepang, sehingga menimbulkan ketegangan berbagai negara terutama Korea Selatan, Amerika dan Jepang. sebagai respon tersebut Amerika melepaskan rudal jarak pendek ke lautan Pasifik.
 Berdasarkan dengan penjelasan sebelumnya, kebijakan Extended Deterrence membuat kawasan Asia timur semakin tidak stabil di karenakan adanya pola hubungan enmity antar negara. Maka dari itu kerjasama komprehensif antar negara kawasan Asia timur semakin susah untuk dicapai. kekhawatiran dan ketidakpercayaan antar negara di kawasan Asia Timur terutama Korea Utara dan China sebagai rival dari kebijakan Korea Selatan dengan Amerika.Â