Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk pendidikan yang didedikasikan untuk meletakkan landasan bagi pertumbuhan berdasarkan keunikan dan tahap perkembangan kelompok usia yang dialami anak. Pengetahuan perkembangan bahasa anak sangat membantu untuk pembelajaran keterampilan bahasa dasar yang baik. Adapun tahap tertentu, perkembangan bahasa terbagi menjadi beberapa teori.Â
Beberapa ahli percaya bahwa bahasa adalah kemampuan alami, sementara yang lain percaya bahwa ada faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi kemampuan berbahasa. Uraian berikut akan menjelaskan beberapa teori perkembangan bahasa, yang berhubungan dengan perbedaan pendapat  para ahli yakni, sebagia berikut :Â
1. Teori navitis, percaya bahwa ada keterkaitan yang erat antara faktor biologis dengan perkembangan bahasa.Teori navitis percaya bahwa kemampuan bahasa adalah kemampuan alami. Selain itu, pembelajaran bahasa tidak dipengaruhi oleh kecerdasan atau pengalaman pribadi. Menurut aliran Navitis ini, evolusi biologis memegang peranan penting dalam membentuk individu sebagai makhluk linguistik. Beradaptasi dengan pertumbuhan fisik dan mental anak, perkembangan bahasa akan lebih baik dan berkembang. Para ahli Navitis percaya bahwa kemampuan berbahasa sangat natural (bawaan) dan memiliki kemampuan berjalan, yang merupakan bagian dari perkembangan manusia yang dipengaruhi oleh kematangan otak.
2. Teori behavioristik, mengasumsikan bahwa bahasa adalah respon terhadap peniruan. Baik Skinner dan Bandurs memperjuangkan behavioristik ini, dan dia menulis Verbal Behavior sebagai referensi bagi pengikut sekte ini. Ia mengungkapkan bahwa berbicara dan memahami bahasa diperoleh melalui rangsangan lingkungan, yaitu tentang teori pembelajaran yang disebut operant conditioning. Oleh karena itu, Skinner percaya bahwa prilaku verbal adalah perilaku yang diharapkan, dan perilakunya dikendalikan oleh konsekuensinya. Jika hasilnya adalah hadiah atau sesuatu yang menyenangkan, maka perilaku ini akan terus berlanjut, dan kemampuan serta frekuensinya akan terus berkembang. Namun jika sebaliknya, akibatnya adalah hukuman, sehingga yang terjadi justru sebaliknya.
3. Teori perkembangan kognitif, mengasumsikan bahwa berpikir sebagai prasyarat bahasa, berkembang terus menerus karena pengalaman dan penalaran. Teori tersebut menekankan pada proses berfikir dan bernalar. Jean Paget adalah salah satu tokoh paling menonjol. Jean Paget percaya bahwa perkembangan bahasa terjadi secara bertahap dan terjadi pada setiap tahap perkembangan. Perkembangan anak secara keseluruhan dan perkembangan bahasa awal anak terkait erat dengan berbagai aktivitas, objek, dan peristiwa anak yang mereka alami melalui sentuhan, pendengaran, penglihatan, perasaan, dan penciuman.
5. Teori Fungsional, yang mana telah melakukan revolusi penelitian terkait pembelajaran dan pemerolehan bahasa. Mereka percaya bahwa bahasa adalah bentuk ekspresi dari kemampuan kognitif dan emosional yang bermanfaat bagi individu, individu dan lingkungan untuk saling berkomunikasi maupun menjelajahi tentang dunianya. Teori fungsional juga menjelaskan bahwa navitisme masih general bersifat, abstrak, formal, jelas dan logis. Teori fungsional lebih memperhatikan fungsi komunikatif bahasa.
Dapat disimpulkan dari beberapa teori tersebut bahwasannya perkembangan bahasa anak merupakan kemampuan dasar yang berkembang berdasarkan usianya secara bertahap dengan stimulus yang diberikan, serta dukungan perkembangan lainnya. Bahasa berkembang pada anka dengan menangis, mengoceh tanpa arti, tertawa, mengucapkan "da-da" "pa-pa", mengucapkan suatu kata, bergumam, merangkai kata dalam kalimat, bercerita, dan berbicara dengan lancar.
Adapun aspek dalam perkembangan bahasa anak yakni: kosakata , yang akan berkembang sejalan dengan pengalam interaksi dengan lingkungannya. Sintaksis, yang merupakan belajar tata bahasa dari contoh yang didengar anak di lingkungannya. Semantik yakni belajar arti kata, dan Fonem merupakan kemampuan merangkai kata yang diperoleh dari bunyi yang didengar. Ada pula beberapa sistem perkembangan bahasa antara lain:
1. Fonologi, yakni belajar mengatur dalam menggabungkan bungi, belajar berbagai bunyi untuk merangkai kata, dan belajra pola intonasi dalam menyampaikan makna.
2. Morfologi, yaitu berkaitan dengan makna bunyi yang disebut dengan Morfem, yang merupakan satuan terkecil pada bahasa yang bermakna. Morfem terdiri dari dari morfem bebas dan morfem terikat.
3. Sintaks merupakan aturan dalam menyusun kata dalam frase dan kalimat, untuk belajar bagaimana menyusun kalimat perintah, tanya, berita dan lainnya.
4. Semantik yakni belajar memperoleh makna dan kosakatanya.
5. Pragmatik yakni keseuaian penggunaan bahasa dalam berkomuniaksi dengan pendengarnya.
Dari berbagai pernyataan diatas yang mana perkembangan bahasa anak sangat penting, apalagi peran orang tua dan guru, memahami perkembangan bahasa anak sangat membantu untuk meningkatkan perkembangan kemampuan bahasa anak. Dengan memperkenalkan teori perkembangan bahasa, anak dapat meningkatkan perkembangan bahasa mereka dengan sebaik mungkin. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan contoh yang baik, memotivasi anak dan mengembangkan kebiasaan yang sesuai untuk anak usia dini.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H