Mohon tunggu...
Wawan Gunawan
Wawan Gunawan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN Pemda Subang

# Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain #

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Menanti "Multiplier Effect" hadirnya KEK terhadap PAD Kabupaten Subang

23 Januari 2025   14:38 Diperbarui: 29 Januari 2025   22:14 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menanti Multiplier effect hadirnya KEK terhadap PAD Kabupaten Subang

Hadirnya Kawasan industri baru di Kabupaten Subang membawa angin segar bagi pembangunan ekonomi nasional dan daerah. Menempatkan Kabupaten Subang sebagai magnet baru pengembangan industri di tanah air yang masuk dalam kawasan rebana. Setelah sebelumnya Proyek Strategis Nasional (PSN) Bendungan Sadawarna dan Pelabuhan Patimban yang kemudian diikuti oleh pembuatan jalan Tol penghubung Kawasan industri tersebut dengan jalan Tol Trans Jawa dan penghubung dengan Pelabuhan Patimban secara langsung.

Pemerintah Pusat melalui Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) tanggal 24 September 2024 telah menetapkan 2 KEK baru di Kabupaten subang yaitu KEK Patimban yang dirancang sebagai KEK manufaktur diusulkan oleh PT Wahana Mitra Semesta dengan kegiatan usaha produksi pengolahan hilirisasi petrokimia, baterai EV, dan semiconductor, logistik dan distribusi, serta pengembangan energi. Yang kedua, KEK Subang (Subang Smartpolitan) yang terletak di wilayah kecamatan Cipeundeuy, kabupaten Subang yang akan menjadi KEK manufaktur. KEK ini diusulkan oleh PT Aneka Bumi Cipta yang diusulkan dengan kegiatan usaha produksi dan pengolahan perakitan mobil listrik dan logistik dan distribusi. PT BYD Auto Indonesia yang bergerak di bidang mobil listrik menjadi anchor investor KEK Subang tersebut.

Seperti dua sisi mata uang logam yang berbeda, pengembangan kawasan industri memiliki dampak positif dan negatif tertentu bagi daerah dan masyarakat sekitar. Dampak positif itu meliputi adanya peningkatan Investasi, penyerapan tenaga kerja, peningkatan pendapatan masyarakat, perkembangan infrastruktur, penguatan ekonomi lokal, serta tentunya dapat meningkatkan pendapatan daerah. Di sisi lain seperti pada umumnya pengembangan Kawasan industri akan menimbulkan masalah baru seperti Ketimpangan dari perkembangan teknologi pada sektor manufaktur dengan kesejahteraan masyarakat sekitar serta adanya Kerusakan lingkungan dan masalah sosial lainnya. Sehingga harus diantisipasi oleh seluruh stakeholder dengan baik agar efek postitifnya bisa lebih dominan.

Peranan Sektor Industri dalam pembangunan ekonomi nasional dan daerah dapat ditelusuri dari kontribusi masing-masing subsektor terhadap Laju Pertumbuhan Ekonomi Nasional atau terhadap Pendapatan Nasional. Selain itu untuk wilayah tertentu, baik kabupaten, atau provinsi dapat juga dilakukan dengan melihat besaran investasi yang dikeluarkan ke sektor tersebut dan melihat pengaruhnya terhadap Pendapatan Asli Daerah. Pada beberapa negara yang tergolong maju, peranan sektor Industri lebih dominan dibandingkan dengan sektor pertanian.

Beberapa penelitian menunjukan bahwa Kawasan industri di suatu daerah akan berpengaruh terhadap perekonomian dan pendapatan suatu daerah. Investasi di sektor industri menunjukkan dampak signifikan terhadap pendapatan fiskal daerah. Hal ini menunjukkan bahwa investasi yang lebih tinggi di sektor industri di suatu daerah secara positif dapat meningkatkan pendapatan daerah dan sebaliknya (Safitri, 2018) (M. Anwar dkk, 2007). Sedangkan dalam Hertanto & Sriyana (2011) menemukan bahwa jumlah industri dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berpengaruh signifikan terhadap pendapatan primer daerah. Bertambahnya wilayah daerah industri baru adalah sesuatu yang menggembirakan bagi subang yang saat ini rasio penerimaan PAD nya terhadap total jumlah Penerimaan APBD rata-rata masih di bawah 20%. Sehingga tingkat ketergantungan terhadap pemerintah pusatnya masih sangat tinggi.

Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan sumber pendapatan yang vital bagi pemerintah daerah, berperan sebagai motor penggerak pelaksanaan otonomi daerah dan pembangunan. Peningkatan PAD di Kabupaten Subang tidak hanya akan membiayai pembangunan infrastruktur yang memadai, tetapi juga akan meningkatkan kualitas pelayanan publik seperti kesehatan, pendidikan, insfrastruktur jalan dan jembatan, dll. Dari wilayah lumbung padi ketiga terbesar di wilayah Jawa Barat, Kabupaten Subang mulai bergeser menjadi wilayah Kawasan industri menyusul daerah di Jawa barat lainnya seperti Bekasi dan Karawang.

Dari data BPS Subang, Sektor perdagangan dan industri merupakan penyumbang terbesar kedua dan ketiga terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun 2023 yaitu 13,71 % dan 12,96 % (setelah pertanian, perhutanan dan kelautan) sebagai penggerak kegiatan ekonomi di Kabupaten Subang. Walaupun bukan yang pertama tapi sektor industri dan perdagangan menjadi penggerak utama dalam peningkatan PAD, sebagai contoh yang terjadi di Bekasi dan Karawang yang rasio PAD nya hampir setengahnya dari APBD. Seiring dengan bertumbuhnya sektor industri di Kabupaten Subang sejak beberapa tahun terakhir, cukup berpengaruh terhadap PAD Subang. Dari data Bapenda Subang (2025) menunjukan adanya peningkatan PAD mulai tahun 2020 sebesar 461,45 M, tahun 2021 sebesar 494,54 M, tahun 2022 sebesar 494,97 M, tahun 2023 sebesar 594, 66 M, dan tahun 2024 sebesar 717,82 M.

Pengembangan Kawasan industri ditengah masyarakat merupakan suatu penghubung bagi masyarakat untuk mengalami perubahan ke arah yang lebih maju dikarenakan pengembangan kawasan industri akan memberikan multiplier effect yang dapat mengubah taraf hidup masyarakat dengan adanya penyediaan lapangan kerja, peningkatan pendapatan asli daerah, maupun peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat. Namun kawasan hijau harus tetap dipertahankan demi menjaga kelestarian sebagai penghasil pangan nasional.

Multiplier effect (efek ganda) adalah fenomena dalam ekonomi di mana perubahan dalam pengeluaran, seperti investasi atau pengeluaran pemerintah, menghasilkan dampak yang lebih besar terhadap pendapatan nasional. Menurut Ismayanti (2010), multiplier effect adalah proses yang memperlihatkan sejauh mana pendapatan nasional akan berubah, dengan efek dari perubahan dalam pengeluaran agregat. Jadi, bisa dikatakan efek berganda ini berskala besar, satu kegiatan akan berpengaruh terhadap hasil dari kegiatan lain dan kegiatan tersebut juga akan berpengaruh pada kegiatan yang lain lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun