Mohon tunggu...
wagiyo atiq
wagiyo atiq Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tradisi Kepungan Ruwahan di Kelurahan Kedungsari, Ada Ingkung Ayam Lho!

29 Februari 2024   09:06 Diperbarui: 29 Februari 2024   09:33 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Sumber gambar: Dokumen pribadi muatan lokal

Tradisi Kepungan Ruwahan di Kelurahan Kedungsari, Ada Ingkung Ayam Lho!

Ruwahan berasal dari kata Ruwah dalam bahasa Jawa yang menunjukkan bulan Ruwah. Pada saat ini pada penanggalan Jawa menunjukkan bulan Ruwah Tahun 1957. Dalam Tahun Hijriyah bulan Ruwah bertepatan dengan Bulan Sya'ban dan saat ini berada pada tahun 1445 Hijriyah. Kegiatan tradisi ritual masyarakat setempat yang diselenggarakan pada bulan Sya'ban/Ruwah dinamakan Ruwahan.

Sedangkan Kepungan berasal dari kata kepung, bila mendapat imbuhan awalan (prefiks) me-kepung berubah menjadi mengepung. Kepungan merupakan berkumpulnya warga masyarakat dengan duduk berjajar kiri kanan dan biasanya melingkar berhadapan pada suatu tempat rumah tokoh masyarakat atau agama dalam rangka mengepung menu sajian makanan ruwahan. Jadi Kepungan Ruwahan merupakan berkumpulnya warga masyarakat untuk menyelenggarakan tradisi ritual yang dilaksanakan pada bulan Ruwah dengan tata cara dan rangkaian acara tertentu. 

Menu Kepungan Ruwahan dibawa oleh masing-masing warga masyarakat ke tempat berkumpulnya warga tersebut. Ada juga menu sajian yang sudah disiapkan oleh tokoh masyarakat setempat sebagai tuan rumah. Lantas apa saja menu yang ada pada Kepungan Ruwahan? Ini adalah rangkaian menu Kepungan Ruwahan Warga Kelurahan kedungsari di Padukuhan Karangasem dan sekitarnya, meliputi:

1. Nasi putih

2. Nasi asin

3. Nasi golong/bulat

4. Spiring/beberapa Nasi

5. Ingkung ayam jantan

6. Apem

7. Irisan sayuran kubis putih bercampur beberapa irisan cabe merah

8. Gegorengan (krupuk goreng, rempeyek,  tempe dan lainnya)

9. Sayuran berkuwah santan kental, biasanya sayur tahu, tempe dan ada yang menambah kacang merah (kacang tholo, jawa).

 

Sedangkan menu kepungan yang dibawa oleh masing-masing warga masyarakat juga terdiri dari nasi putih, nasi golong/bulat, sayur lodeh/santan kental, gegorengan (kerupuk goreng, rempeyek) snack seadanya, dan dana sukarela. Tempat wadah membawa sajian menu Kepungan Ruwahan dikenal sebutan Wakul. Namun seiring perubahan waktu wakul sudah jarang digunakan oleh warga saat kepungan dan mengganti dengan besek plastik/bakul nasi plastik/keranjang nasi dan lainnya.

Acara tradisi ritual Kepungan Ruwahan berisi rangkaian acara, pembukaan dilanjutkan sambutan tokoh masyarakat setempat, biasanya kepala dukuh, mengikrarkan maksud dan tujuan sajian makanan Kepungan Ruwahan dan dilanjutkan doa yang dipimpin oleh Rois/kaum setempat. Setelah doa selesai dipanjatkan maka tibalah saatnya makan bersama dari menu makanan yang di bawa oleh masing-masing warga sesuai selera mereka.

Menu Kepungan Ruwahan yang dibawa oleh warga masyarakat biasanya sebagian diambil untuk disedekahkan, yaitu nasi golong, beberapa gorengan, dan snack. Sedangkan ingkung ayam jantan dibagi-bagikan kepada warga yang hadir bersamaan makan bersama.

Tradisi ritual Kepungan Ruwahan pada hakekatnya adalah ajang silaturahmi warga dalam menyambut datangnya bulan Ramdhan sehingga pada acara tersebut tokoh agama (Rois) akan mengingatkan bahwa sebentar lagi akan datang bulan puasa Ramadhan agar umut Islam menjalankannya dengan ikhlas dan mengarapkan ridho-Nya.

Selamat beribadah puasa Ramadhan 1445 H.

Penulis: kompasiana.com/wagiyo atiqPemerhati lingkungan sosial.Edisi: 29 Feb. 24

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun