Program Makan Siang Gratis, Siapa Berani ikut Cawe-cawe?
Salah satu progam pendidikan pada pemerintahan yang akan datang adalah program makan siang gratis untuk anak sekolah. Program ini tentu akan menyedot anggaran negara yang tidak sedikit untuk pengadaan menu makan siang gratis tersebut.
Data Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) mencatat jumlah murid pada semester gasal Tahun Pelajaran 2023/2024 sejumlah 53,14 juta. Dari jumlah tersebut sebanyak 24,04 juta murid berada pada tingkat Sekolah Dasar (SD). Apabila sehari anak SD dianggarkan makan siang katakan sebesar Rp 20.000 maka dikalikan 24.04 juta akan diperoleh angka Rp 480.800 juta/hari.
Dalam satu minggu lima hari sekolah maka diperoleh angka Rp 480.800 juta x 5 hari = Rp 2.404.000.000,00. Berapa anggaran yang harus dikeluarkan dalam satu bulan, per semester, per tahun dan seterusnya? Jumlah tersebut baru untuk jenjang Sekolah Dasar (SD), andaikata jumlah tersebut ditambah dengan anak-anak/murid pra sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dengan jumlah sekitar 30,2 juta jiwa (BPS, Maret 2023) maka jumlah tersebut akan menjadi dua kali lipat lebih.
Ternyata dalam sehari saja anggaran makan siang gratis untuk PAUD dan SD sudah tersedot dana yang cukup banyak dan itu baru satu anggaran biaya program makan siang gratis. Padahal masih banyak tantangan pendidikan pada pemerintahan mendatang yang memerlukan anggaran besar meliputi: anggaran SDM pendidikan, Â Kurikulum, sarana prasarana, fasilitas pendidikan, dan sektor strategis lainnya.
Untuk merealisasikan program makan siang gratis, selain pemerintah terpilih, lantas pihak mana yang berani ikut cawe-cawe mendukung program tersebut? Pihak-pihak berikut mungkin berani andil dalam cawe-cawe program makan siang gratis anak sekolah, misalnya:
1. Pengusaha/Perusahaan Besar
2. Pejabat-pejabat Negara
3. Legislatif
4. Investor