PILIH YANG MANA, Â BEKERJA MELANJUTKAN STUDI WIRAUSAHA (BMW) ATAU MENGANGGUR SAJA?
Merencanakan masa depan setelah menamatkan pendidikan tingkat SMA/MA/SMK sederajat  merupakan suatu langkah cerdas bagi seorang peserta didik, terutama kelas XII. Dengan perencanaan yang baik peserta didik dapat menentukan pilihan dan mempersiapkan diri sejak dini.
Ada tiga (3) kemungkinan atau pilihan yang dapat dilakukan oleh peserta didik setelah menamatkan pendidikan selah lulus pendidikan tingkat SMA/MA/SMK sederajat, yaitu: Bekerja, Melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, atau Wirausaha (BMW). Pilihan untuk bekerja, melanjutkan pendidikan atau berwirausaha tergantung pada bakat, minat, dan kemampuan (sikap, pengetahuan dan keterampilan) masing-masing peserta didik.Â
Ada enam (6) faktor lain yang perlu dipertimbangkan oleh peserta didik dalam tiga pilihan diantara bekerja, Melanjutkan belajar atau berwirausaha, yaitu Cita-cita, minat-bakat, kemampuan akademik, kemampuan non akademik, keinginan orang tua dan kondisi ekonomi keluarga/orangtua.
Bagi peserta didik yang menempuh pendidikan kejuruan telah dibekali dengan berbagai ketrampilan sesuai keahlian masing-masing, sehingga diharapkan siap untuk bekerja sebagai tenaga teknis tingkat menengah. Namun demikian tidak menutup kemungkinan untuk peserta didik juga dapat melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi sebagaimana perserta didik yang memilih pendidikan umum (SMA/MA).
Pilihan berwirausaha sesungguhnya bisa dilakukan oleh peserta didik baik lulusan sekolah kejuruan maupun sekolah umum. Hanya saja karena peserta didik tamatan sekolah kejuruan sudah dibekali dengan berbagai keahlian kejuruan, biasanya mereka lebih siap untuk menciptakan peluang usaha.
Keinginan melanjukan pendidikan ke tingkat yang tinggi juga dipengaruhi cita-cita, minat-bakat, kemampuan akademik/non akademik, keinginan orang tua dan kondisi ekonomi keluarga/orangtua. Apabila seseorang anak tidak memiliki unsur-unsur tersebut, maka keinginan untuk studi lanjut pun menjadi pupus. Demikian juga untuk berwirausaha yang tidak ditunjang cita-cita/keinginan kuat, keahlian dan ketrapilan, bekal finansial, keberanian untuk mendiri, serta tekad yang bulat maka pilihan untuk berwirusaha juga tidak akan bisa terwujud.
Kesulitan mendapatkan pekerjaan di dunia usaha/dunia industri akbat persaingan yang sangat ketat berakibat pada terjadinya pengangguran. Badan Pusat Statistik merilis keadaan jumlah angkatan kerja (6 November 2023) berdasarkan Servei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) pada bulan Agustus 2023 sebanyak 147,71 juta orang, naik 3,99 juta orang dibanding tahun sebelumnya, Agustus 2022.
Lebih lanjut juga dirilis persentase setengah pengangguran naik sebesar 0,36 persen, sedangkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada bulan Agustus 2023 sebesar 5,32 persen. Kondisi penduduk bekerja berdasarkan pendidikan yang ditamatkan tingkat Sekolah Menengah Atas bulan Agustus 2023 sebesar 20,25 persen dan Sekolah Menengah Kejuruan sebesar 12,40 persen.
Peserta  didik setelah menamatkan pendidikan setelah lulus pendidikan tingkat SMA/MA/SMK sederajat harus memiliki pilihan diantara bekerja, melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, atau Wirausaha. Menganggur bukan merupakan sebuah pilihan, banyak yang bisa dilakukan sebelum mendapatkan pekerjaan, tidak melanjutkan studi, dan tidak beriwira usaha, diantaranya magang kerja, mengikuti kursus-kersus ketrampilan melalui BLK, melaksanakan perniagaan/bisnis bersama keluarga, bisnis bersama dengan teman, pernigaan bersama orang lain, bekerja sebagai freelance, membuka UMKM dan usaha lainnya yang produktif.