Mohon tunggu...
wagiyo
wagiyo Mohon Tunggu... wiraswasta -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Marcopolo dari Banten dan Bali

8 Maret 2010   05:52 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:33 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Marcopolo kembali dari perjalanan di China, teman dan handai tolan di Italia sana telah menanti gerangan berita aneh dan baru apa yang telah dibawa Polo, bahkan beberapa diantaranya membayangkan perjalanan dari dunia timur nun jauh itu para penghuninya berupa manusia berbadan orang tapi berkepala kuda, sampai olokan karena di China alat tukar uang nya telah berupa kertas -bukan koin seperti dikenal Eropa saat itu, maka mereka tertawa sambil mengolok dan membakar contoh uang dari kertas yang dibawa Polo. Itu ingatan saya tentang film Marcopolo

Kisah 'penemuan' China ini berlanjut di Nusantara hingga saat ini. Teman saya -setidaknya ada 3 orang masing-masing dari Banten, Batavia dan Bali adalah penemu-penemu China dan sering bercerita kepada rekan mereka tentang kehebatan China dan semangat mengajak untuk suatu saat pergi ke negeri ini. Pas alat angkut saat ini jauh-jauh lebih mudah dan semakin murah saja ada penerbangan langsung Jakarta ke Beijing, Shanghai, Guangzhou juga ada yang melalui kota lain.

Marcopolo van Banten saya ini berasal dari Tangerang, dia takjub melihat China kini bergelimang barang-barang murah dan mudah didapat dimana-mana, penduduknya ramah-ramah asalkan kita sopan sedikit menurut cara di kampungnya, setiap orang yang ditemuinya adalah teman dan siap digurauinya, yah terkadang perlu waktu sedikit sebelum lawan bicaranya mengerti betul apa maksud sang Marcopolo van Banten kita ini.  Belanjaan terasa belum cukup kalau tidak melewati batas maksimum pesawat - ah mengapa cuma dibatasi 20 - 30 kg per passenger hai perusahaan penerbangan? Aku ni mau belanja banyak dari China - semuanya mau aku beli, karena kebutuhan rakyat kami bisa sebanyak produk yang ada di China - ah sayang aku tidak cukup power kalau membeli semua barang China misalnya satu pesawat aku charter pun. Bagaimana caranya ya? Ah aku punya banyak kawan di seluruh Indonesia aku minta mereka berkelompok sesuai bidangnya masing, ada yang bagian kelautan, ada yang bagian percetakan dan iklan, ada yang pengembangan masyarakat dan pesantren dengan sdm yang perlu belajar dari sdm China. Akan kukerahkan mereka untuk membangun negara supaya tidak didikte mulu kekuatan luar.

Marcopolo van Bali pertama menemukan China sebenarnya karena diajak Marcopolo Banten namun kini teman Bali kita yang Madura ini telah stabil menemukan jalannya sendiri di China bahkan kibaran benderanya lebih terang sebab selain punya usaha yang jelas di refrigrator teman ini juga mampu menggerakkan organisasi misalnya JPMI ataupun kelompok pengajian dengan pengikut yang membesar. Maka temuan China ini perlu disebarluaskan melalui media arisan - pengajian dan kesempatan apa saja, termasuk pelatihan dan seminar. Kontener demi kontener dikirim dari pabrikan di China ke Bali untuk keperluan usaha sendiri dan selebihnya berbagi dengan sejawat atau rekanan yang bisa diajak kerjasama. Alhamdulillah dari awal hingga kini saya diberi kemudahan, tidak pernah ditipu oleh orang China, demikian dia pernah bertutur. Lha siapa berani sama orang Sicilia van Java ini tak iyyeh

Satu Marcopolo lagi berjuluk pendekar silat, selain van Batavia - tepatnya dari Cileduk Raya karena kesukaannya jika ke China adalah pergi Zhejiang berjarak dua propinsi di utara Guangdong, hampir semua kota penting dia singgahi Wenzhou, Taizhou terus Ningbo lalu ke Yiwu, Hangzhou, spesialisasinya sebenarnya otomotif maka dia paham otomekanika dan seluk beluk alat bengkel mobil juga terjun ke bidang cleaner karena mobil kan harus mandi - lalu motor roda dua dan akhirnya sepeda listik semua dikuasainya. Indonesia terutama di Jakarta orang harus sudah beralih ke sepeda setidaknya sepeda listrik, sebab sepeda listrik juga perlu di engkol tidak selamanya tergantung baterai yang berdaya jalan 100km itu. Konsep sudah jelas tinggal edukasi pasar. Eh masih di soal bersih-bersih, kita juga harus berlih dari memakai detergen untuk mencuci baju ke washing ball untuk menghindari kerusakan lingkungan, kata dia, nah mari - mari kita sambut cerita para Marcopolo kita ini dengan meriah, bahwa menemukan China tidak saja oleh Marcopolo dengan datang kemari tapi juga bisa didahului oleh searching di internet -(bukan eternit ya, nanti malah melihat ke langit-langit), ada www.alibaba.com juga www.chinavasion.com dsb atau www.indonetwork.co.id maka semua berkesempatan menjadi Marcopolo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun