Mohon tunggu...
Wagiman Rahardjo
Wagiman Rahardjo Mohon Tunggu... -

Hamba Allah

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Bangkit dari Kondisi "Down"

7 Februari 2015   17:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:38 1323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Tips di atas memang saya sarankan, namun tentu saja dengan catatan. Hari sudah malam? Besok harus kembali bekerja? Hentikan segera! Jangan biarkan hari kalian ditutup dengan perasaan negatif. Tujuan saya menyarankan satu hari untuk bersedih hati adalah supaya kita menyadari, bahwa meratapi nasib tidak akan mengubah keadaan. Lihat, apa yang berhasil kita ubah dari bersedih hati? Nihil. Sehingga, tidak ada pilihan lain bagi diri kita untuk segera bangkit dan memperbaiki diri keesokan harinya. Memang, sulit rasanya untuk memaksa diri mengambil satu-satunya pilihan itu. Nah, itulah tujuan saya menulis poin tips keempat ini.

Kalau beberapa hal saja bisa membuat kita down, mengapa tidak melihat sebaliknya? Asal kita tahu, terlalu banyak hal yang terlewat untuk kita syukuri. Tulis saja hal tersebut dalam jumlah yang dua kali lebih banyak dari apa yang membuat kita down (dari tips no,3). Apabila ada tiga hal yang membuat kita down, tulislah enam hal yang membuat kita merasa bersyukur. Setelah itu, hadiahi diri sendiri dengan hal-hal yang membuat rileks sebelum menutup hari. Cara favorit saya adalah dengan menyeruput cokelat panas sambil menonton sepakbola, atau membaca beberapa lembar ayat suci Quran, agar selalu dalam kontrol-Nya.

Berbicara mengenai kondisi down, saya teringat bahwa sebuah falsafah Jawa pernah memberikan sebuah wejangan terkait. Menurut falsafah Jawa, down bisa dilihat sebagai kondisi yang menguji kita dalam berprinsip ojo kagetan, ojo gumunan, lan ojo dumeh (jangan mudah terkejut, jangan mudah takjub, dan jangan merasa sok). Ia bisa menguji kerendahan hati dan kesabaran kita dalam menghadapi hidup. Apa yang membedakan orang sukses dari orang merugi adalah apa yang mereka lakukan saat tengah dalam fase down. Tak jarang, orang-orang besar lahir justru karena ia sukses mengubah kondisi down-nya menjadi sebuah kesempatan untuk melesat jauh. Di sisi lain, banyak juga orang yang akhirnya jatuh karena mengambil pelarian yang salah tatkala tengah down.

Bukankah kalau kita ada di titik terbawah hidup, itu berarti tidak ada pilihan lain selain melambung tinggi? Semoga tips di atas bermanfaat, dan nikmatilah hidup yang lebih berbahagia!

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun