Mohon tunggu...
Sosbud

Kompasiana Sukses 'Manjakan' Peserta

13 Maret 2012   08:00 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:08 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Satu peluru dapat menembus satu kepala, tapi satu buku dapat menembus jutaan kepala." (A.Fuadi) Wuidih, keren nih kutipan.  Motivasi langsung dari penulis Novel Negeri 5 Menara, A.Fuadi.  Serunya, ini hanyalah salah-satu dari sekian banyak oleh-oleh yang saya bawa pulang, sehabis mengikuti acara "Blogshop dan Roadshow Negeri 5 Menara" yang diadakan oleh kompasiana, bekerja sama dengan iB Perbankan Syariah, Bank Indonesia.  Masih banyak kata-kata dasyat yang dapat ditangkap sepanjang acara yang mengambil tempat di Gedung BI, Jalan Braga Bandung ini. *** Sabtu, 10 Maret 2012, telah berhasil mengungkit kembali semangat untuk berkarya.  Acara berlangsung dari pukul 10.00 hingga pukul 17.00 WIB.  Dalam acara yang diisi oleh tiga pembicara ini, saya mendapatkan suntikan semangat, sekaligus dorongan untuk tak berhenti menulis.  Suasana kondusif, pembicara kompeten di bidangnya, ditambah lagi peserta sesama kompasianer yang pasti punya pandangan dan ketertarikan serupa dalam dunia tulis menulis.  Acungan sepuluh jempol deh buat kompasiana (pinjem jempol tetangga), hehe.

Kok kaya'nya seru banget sih? Emang ngapain aja?  Penasaran?  Baca ringkasan peristiwanya di baris berikut yuk. Pertahanan Diri Wanita Bagian ini diisi oleh Pak Eko Hendarwan, penulis buku “Tubuhku Senjataku” : Beladiri Praktis Khusus Perempuan, Women Safety Defense Kusyinriu (WSDK).  Apa aja yang dibahas?

Seru, rame, hidup, tidak bertele-tele.  Ini kesan yang saya dapatkan dalam sesion pertama.  Pas sekali sebagai pemanasan untuk memasukkan seutuhnya fokus peserta ke dalam acara.  Sepanjang penyampaian materi, Pak Eko selalu menyisipkan praktek dengan melibatkan peserta yang hadir.  Ini penting, karena selain untuk meminimalisir tingkat kejenuhan, peserta juga dapat memahami serta menyimpan memori lebih lama tentang apa yang disampaikan. Bahasan berisi seputar pertahanan diri wanita, untuk mencegah tindak kejahatan di tempat umum seperti angkutan umum, jalan raya, pasar, dan sebagainya.  Wanita yang secara fisik memiliki keterbatasan dibanding dengan pria, dituntut untuk tetap piawai dalam menjaga diri sendiri.  Minimal untuk pertahanan, bukan perlawanan secara serius. "Kita tidak menuntut ibu-ibu menjadi jagoan."  Celetuk Pak Eko di sela-sela menjawab pertanyaan peserta. "Setelah berhasil membebaskan diri dari 'cengraman', sebaiknya wanita tau diri dong, langsung kabur."  Tambahnya, yang diikuti geger tawa oleh para pendengar. Dengan gaya yang santai dan sesekali meluncurkan guyonan, saya yakin setiap peserta dapat menerima dengan baik setiap penyampain, yang sekaligus membuka wawasan baru khususnya bagi para wanita. Pak Eko juga memberikan contoh beragam gerakan pertahanan, serta menjelaskan mengenai cara menggunakan beberapa alat yang biasa dibawa untuk dijadikan senjata. "Bahkan Lipstik, kartu ATM, pulpen, pensil, parfum pun bisa dijadikan senjata".  Tuturnya. Di akhir, Pak Eko berpesan agar segala trik yang diajarkan hanya ditujukan kepada pelaku kejahatan, tidak untuk disalahgunakan. Sedikit Demi Sedikit Setelah break untuk menunaikan shalat dzuhur dan makan siang, peserta kembali memfokuskan pandangan pada area depan panggung.  Bagian kedua dibawakan oleh pembicara yang memang sudah ditunggu sejak awal, Ahmad Fuadi.  Penulis Novel Negeri 5 Menara ini menjelaskan proses kreatifnya selama menulis. "Tujuan saya menulis adalah untuk memberikan manfaat sebanyak-banyaknya bagi orang lain."  Demikian A.Fuadi memaparkan niat awalnya terjun ke dunia tulis menulis. Bang Fuadi juga merinci proses riset yang ia lakukan dalam menulis Novel Negeri 5 Menara, di antaranya adalah: membaca buku kepenulisan yang semuanya berbahasa inggris, mengumpulkan bukti visual berupa foto-foto semasa di Pondok Madani, surat-surat yang dikirimkannya ke Amak (Ibunda Bang Fuadi), peninjauan lokasi di tanah kelahiran, membaca kamus, serta membaca tesaurus (kamus sinonim atau padanan kata). Bang Fuadi mengakui bahwa ia sangat beruntung, karena tekad kuat dan kesungguhannya mendapat dukungan yang sangat positif dari sang Istri.  Bagi seorang jurnalis yang terbiasa menulis berita seperti A.Fuadi, terjun ke dalam dunia penulisan fiksi semacam novel tentu bukan hal mudah. "Saya juga masih harus banyak belajar, dengan membaca buku sambil langsung mencoba dipraktekkan."  Akunya saat menyampaikan masa awal kepenulisannya.

Selanjutnya, menjelaskan mengenai kapan harus mulai menulis, Bang Fuadi menyebutkan, "Saat ini juga." Sebuah pesan di akhir penyampaian materinya adalah, "Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi buku." "Maka mulailah dari sekarang, dicicil.  Satu hari satu halaman, maka setahun bisa mencapai 365 halaman.  Dan itu hampir setebal Novel Negeri 5 Menara."  Ujarnya memotivasi. Be a Creative Writer Bagian terakhir dari rangkaian acara adalah penjelasan mengenai penulisan kreatif oleh Pepih Nugraha (wartawan senior Harian Kompas dan Redaktur Pelaksana KOMPAS.com), yang juga sekaligus pendiri kompasiana. Dalam bagian ini, peserta mendapatkan penjelasan secara lebih rinci tentang bagaimana menghasilkan tulisan berkualitas, ditinjau dari sisi kekuatan karakter tokoh, kejelasan latar dan setting, perancangan plot serta alur, membangun konflik, serta bagaimana sebaiknya menyelesaikan sebuah cerita.

Meski mendekati akhir, tampak peserta masih antusias mengikuti jalannya acara.  Ini terlihat dari banyaknya acungan tangan saat sesion tanya jawab dibuka. *** Selain materi yang berisi, penyelenggara juga pandai memanjakan peserta dengan beragam kenyamanan.  Acara yang memang tidak memungut bayaran alias gratis ini diselenggarakan dalam dekorasi ruangan yang apik.  Selain itu, seluruh peserta juga mendapatkan fasilitas berupa kaos Negeri 5 Menara, tas jinjing dari iB Perbankan Syariah, makan siang prasmanan, coffee break pagi dan sore hari, serta yang tak kalah menarik adalah pembagian puluhan tiket XXI Negeri 5 Menara kepada beberapa peserta yang berani menerima tantangan.  Selanjutnya, di akhir acara diumumkan pemenang live tweet yang berhak mendapatkan satu buah Handphone.

Sukses terus untuk kompasiana.  Semoga event selanjutnya tetap menarik, dan berharap saya tak akan ketinggalan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun