Mohon tunggu...
Wafiq Zuhair
Wafiq Zuhair Mohon Tunggu... Freelancer - #SahabatPedalaman

insanbumimandiri.org

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

4 Alasan Menyedihkan Kenapa NTT Jadi Provinsi Tertinggal

23 Januari 2020   11:53 Diperbarui: 23 Januari 2020   12:26 1326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu masalah kesehatan dialami oleh Bu Maryani, seorang ibu rumah tangga berusia 34 tahun asal Desa Legu, Kecamatan Satarmese, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Pada Januari 2019 lalu,muncul benjolan dan rasa sakit di payudara sebelah kirinya. Karena keterbatasan biaya Bu Maryani hanya menjalani pengobatan tradisional. Beberapa bulan setelahnya beliau divonis kanker payudara stadium 4 dan harus segera dioperasi. Namun karena keterbatasan biaya Bu Maryani operasi belum bisa dilakukan.

  • Rendahnya Perekonomian

Anda tentu pernah mendengar jika Nusa Tenggara Timur adalah surganya pariwisata. Keindahan pesona alamnya menjadi daya tarik tidak hanya bagi penduduk asli Indonesia namun juga mancanegara. Banyak wisatawan asing yang berkunjung ke sana setiap tahunnya. Bahkan di Kabupaten Manggarai Barat tepatnya di Labuhan Bajo, terdapat Bandara Internasional yang melayani penerbangan dari luar negeri. Tidak heran jika Anda dapat dengan mudah menemukan bule-bule yang berjalan di kotanya.

Tapi, kondisi itu ternyata tidak berdampak besar bagi perekonomian di sana. Provinsi Nusa Tenggara Timur tercatat menjadi provinsi yang memiliki presentase penduduk miskin tertinggi ketiga di Indonesia, setelah Papua dan Papua Barat. Menurut Badan Pusat Statistika (BPS) Nusa Tenggara Timur (NTT), penduduk miskin di daerah perkotaan berjumlah sebesar 9,09% dari total jumlah penduduk seluruhnya, sedangkan penduduk miskin di pedesaan berjumlah sebesar 24,91 %. Data tersebut dihimpun pada tahun 2019 lalu.

Pengangguran ternyata juga menjadi masalah yang cukup besar di sana loh. Tercatat tingkat pengangguran terbuka (TPT) Provinsi NTT mencapai 3,10 % yang menempatkannya ke dalam peringkata 5 terendah dari 34 provinsi di Indonesia.

Hal tersebut dirasakan betul oleh Sukarti  (15 tahun) dan Parta (10 tahun). Dua bersaudara yang berasal dari Pulau Longos, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur ini harus merasakan perjuangan menjalani hidup setelah ayah mereka meninggal sejak lama. Setiap hari Sukarti harus membantu ibunya menjadi buruh cuci untuk menyambung hidup. Sementara Parta yang masih kelas 4 SD sudah ikut mencari ikan dengan para nelayan agar dapat membantu perekonomian keluarga.

Rumah mereka sangat jauh dari kondisi layak. Hanya beratap daun kering yang sudah lapuk dan dinding yang sudah tua, rumah mereka bisa saja rubuh dengan mudah. Apalagi letaknya persis di pinggir pantai. Jika hujan turun pun mereka mau tidak mau tidur sambil diguyur hujan karena atapnya tidak kuasa menahan derasnya air yang masuk. Menyedihkan sekali ya. Itu adalah salah satu potret kehidupan di sana. Masih banyak masyarakat di Nusa Tenggara Timur lainnya yang membutuhkan uluran tangan kita.

Kata pemerintah, butuh waktu 10 hingga 13 tahun agar Provinsi Nusa Tenggara Timur dapat setara dengan daerah-daerah lain yang ada di Indonesia. Lama sekali, ya.

Tapi, hal itu bisa dipercepat apabila banyak pihak ikut andil dalam membantu pembangunannya. Salah satunya dapat dilakukan dengan cara berdonasi melalui berbagai macam Lembaga sosial. Salah satunya adalah lewat Insan Bumi Mandiri yang memang memiliki fokus untuk membantu membangun pedalaman khususnya Nusa Tenggara Timur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun