Mohon tunggu...
Wafiq NurAgniati
Wafiq NurAgniati Mohon Tunggu... Lainnya - UIN Sunan Gunung Djati Bandung

hallo namaku Wafiq. Hobiku berada didunia editing, desain, dan musik.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Healing ke Curug Cibeureum

12 November 2022   17:10 Diperbarui: 12 November 2022   17:32 612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Curug Cibeureum merupakan objek wisata yang terbentuk secara alami. Letaknya berada didalam hutan kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Secara administratif destinasi yang satu ini berada di Desa Cimacan, kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur.

Cibeureum merupakan sebutan dalam bahasa Sunda yang mempunyai arti air atau sungai merah. Apakah air yang mengalir berwarna merah? Tentu tidak. 

Sematan merah pada air terjun atau curug ini tentunya mempunyai alasan tersendiri yaitu di bagian dinding-dinding tebing tempat air terjun ditumbuhi oleh jenis lumut merah (Sphagnum gedeanum) yang tumbuh secara endemik sehingga memberikan kesan warna merah. Sehingga disebutlan curug Cibeureum dari dulu sampai sekarang.

Sebelum datang kesini, jalan lupa membawa persediakan makanan dan minuman, karena untuk menuju Curug Cibeureum anda akan ditantang untuk menyusuri track pendakian Gede Pangrango yang tentunya anda akan merasa lelah. Jarak dari pos pertama (pos tiket) adalah sekitar 2,7 km dengan waktu tempuh normalnya sekitar 1 jam perjalanan. Kini jalan menuju curug berupa jalan berbatu yang disusun sedemikian rupa. Sehingga lebih nyaman untuk dilewati.

Mulai dari pos tiket, anda akan langsung disuguhi rimbunnya pepohonan yang menjulang tinggi. Pemandangan ini akan anda jumpai disepanjang jalan menuju Curug Cibeureum. Kiri-kanan jalan yang akan disusuri, anda akan dimanjakan dengan lebatnya pepohonan khas hutan hujan tropis. 

Sesekali anda dapat melihat beberapa satwa hujan yang kebetulan lewat atau sedang beraktivitas seperti tupai, monyet, lutung, burung, dan jika anda beruntung anda dapat melihat Cangehgar, ayam hutan yang sangat sulit dijumpai. Jika dalam perjalan anda mengalami kelelahan atau kaki pegal, setiap jarak 1 km terdapat selter untuk tempat beristirahat sejenak.

Pada jarak sekitar 1 km sebelum Curug Cibeureum kami mampir terlebih dahulu ke danau alami bernama Telaga Biru. Danau yang berada di jalur pendakian ini merupakan tempat minum sejumlah binatang seperti babi hujan, macan, anjing hutan, dan kijang.

 Penamaan warna biru sendiri disebabkan oleh tumbuhan yang hidup didalam danau sejenis ganggang yang menyebabkan warna air di danau sekilas terlihat berwarna biru kehijau-hijauan. Dari tepi danau anda dapat mengambil gambar yang sangat memanja hati.

Dari Telaga Biru, anda akan melewati sebuah rawa bernama Rawa Gayonggong. Jika dulu untuk melewatinya selalu dalam kondisi basah/berair, becek, kini tidak lagi. Untuk melewati rawa ini ada jembatan sepanjang kurang lebih 250 meter yang berada diatasnya. 

Diatas jembatan ini anda dapat menikmati suasana rawa yang terbilang menarik. Kondisi dibawah jembatan sangat rimbun dengan rumput dengan kondisi tanah yang basah, berair jernih. Kiri-kanan berdiri pohon-pohon yang menarik untuk objek foto. 

Dan dibagian tengah jembatan, terdapat hamparan rumput ilalang yang tumbuh dengan tinggi dengan latar gunung Mandalawangi, gunung Masigit (masjid) orang lokal menyebutnya. Lokasi ini merupakan tempat pengamatan burung bagi para peneliti.

Setelah sampai diujung jembatan Rawa Gayonggong, akan ada tanjakan yang lumayan menanjak. Lalu terdapat selter Panyangcangan (dalam bahasa Sunda berarti tempat mengikat hewan). Dulunya tempat ini merupakan tempat diikatnya kuda tunggangan jika hendak ingin ke gunung. 

Disini terdapat papan petunjuk arah bagi para pengunjung. Arah kiri merupakan track pendakian menuju Gunung Gede Pangrango dan arah kanan adalah arah menuju Curug Cibeureum.

Jarak Curug Cibeureum dari selter Panyangcangan ini sudah sangat dekat. Anda kembali akan melewati jembatan yang dibawahnya tanah berair jernih. Jika anda telah mendengar aliran air di sungai lalu beberapa saat kemudian terdengar gemuruh air, itu tandanya anda sudah berada di dekat Curug Cibeureum. 

Healing pun tidak sampai di Curug Cibeureum, namun selama anda diperjalanan anda sudah healing dengan dimanjakan oleh berbagai keindahan alam disepanjang perjalanan.

adira.id/e/fkl2022-blogger

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun