Mohon tunggu...
Wafiq Fajar Helmi
Wafiq Fajar Helmi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiu

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kemalikussalehan Sebagai Penopang Moral Bangsa di Era Modern

7 Desember 2024   02:32 Diperbarui: 7 Desember 2024   02:44 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

 4.Pengelolaan Lingkungan

Sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan, kemalikussalehan mendorong perilaku bertanggung jawab terhadap lingkungan. Program penghijauan dan pengelolaan sampah yang melibatkan masyarakat adalah wujud dari kesalehan sosial yang terintegrasi.

Tantangan dan Solusi

Krisis moral, konflik sosial, dan pengaruh budaya luar menjadi tantangan besar dalam menjaga nilai-nilai kemalikussalehan. Solusi yang dapat diambil adalah melalui penguatan institusi keagamaan, peran aktif tokoh masyarakat, dan sinergi antara pemerintah dengan masyarakat untuk menjaga nilai-nilai luhur ini tetap relevan.

Kemalikussalehan adalah modal sosial yang harus terus dirawat dan dikembangkan. Dengan menjadikannya sebagai landasan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, Indonesia dapat menghadapi tantangan globalisasi tanpa kehilangan jati dirinya. Di era modern ini, kemalikussalehan bukan hanya soal spiritualitas, tetapi juga tentang bagaimana membangun bangsa yang beradab, harmonis, dan berkeadilan.

Implementasi Lima Pilar Kemalikussalehan sebagai Solusi Kehidupan Bermasyarakat di Era Modern

Kemalikussalehan, sebagai konsep spiritual dan sosial, memiliki relevansi yang kuat dalam membangun tatanan masyarakat yang harmonis, adil, dan berkeadaban. Lima pilar kemalikussalehan dapat menjadi landasan dalam menjalani kehidupan sehari-hari, baik secara individu maupun kolektif. Berikut adalah opini mengenai implementasi lima pilar tersebut dalam konteks masyarakat modern:

1. Ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa: Fondasi Moralitas

Ketakwaan bukan hanya tentang ibadah personal, tetapi juga penerapan nilai spiritual dalam perilaku sehari-hari. Di tengah arus globalisasi, nilai ketakwaan dapat menjadi penyeimbang moralitas masyarakat.

Implementasi:

 *Menanamkan nilai religius dalam kebijakan publik, seperti penyediaan waktu khusus untuk beribadah di tempat kerja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun